Download Aplikasi Rumah247

Untung Bisnis Sewa Rumah di Bali dari Program “Work From Bali”

Per Januari 2021, Pemerintah merilis program Work From Bali (WFB). Program tersebut mendapat sambutan hangat dari sejumlah lapisan masyarakat, sebab membuka peluang bagi investor yang menggeluti bisnis sewa rumah di Bali. Lantas seperti apa tren properti khususnya segmen rumah tapak untuk pangsa sewa di Bali?

Mengutip siaran media Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan bahwa kebijakan WFB yang dicetuskan Pemerintah berlandaskan data-data komprehensif. Tujuannya pun tak lain adalah demi mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Sejak kuartal pertama Kemenparekraf melakukan WFB atau tepatnya pada Januari 2021, jumlah kunjungan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencapai 2.000 – 2.500 kunjungan. Kemudian angka tersebut naik menjadi tiga kali lipat yakni 7.000 – 7.500 kunjungan pada Juni 2021.

Menurut catatan Kemenparekraf, tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Bali pada April 2021 tercatat sebesar 10,09 persen, turun 0,15 dibandingkan TPK bulan Maret 2021 (m-t-m) yang tercatat sebesar 10,24 persen.

Selanjutnya rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali pada April 2021 tercatat 2,15 hari. Sehingga Work From Bali diyakini mampu meningkatkan angka keterhunian hotel hingga 30 persen.

Work From Bali tentunya ideal bagi kaum profesional dan entrepreneur yang mendambakan suasana kerja yang berbeda. Bisa jadi agendanya adalah memulai hari dengan sarapan nasi jinggo, kemudian melanjutkan aktivitas dengan bekerja di hamparan pasir putih pantai, makan siang di Warung Nikmat, lalu menutup sore dengan menikmati sunset. Indah, bukan?

Selain Work From Bali juga hadir gagasan baru dari Menparekraf Sandiaga Uno, yaitu Work From Gallery. Daerah Ubud, Bali dipilih menjadi salah satu lokasi yang diusulkan untuk pelaksanaan program ini.

Hal tersebut tak lepas dari keberadaan beragam galeri dan museum seni di Ubud. Kawasan ini juga menyimpan potensi besar di sektor pariwisata edukasi, sehingga cocok untuk dijadikan lokasi Work From Gallery karena suasananya telah terbangun.

Mau Bisnis Sewa Rumah di Bali? Cek Dulu Trennya!

Selain hotel, wisatawan yang merencanakan Work From Bali dalam durasi panjang tentu akan mengincar sewa rumah di Bali. Alasannya, selain lebih ekonomis dari segi budget menginap, sewa rumah juga mampu menghemat uang makan maupun biaya sehari-hari. Bagaimana tidak, jika sewa rumah di Bali tentu wisatawan bisa memasak sendiri, mencuci baju, maupun berbagai aktivitas rutin lainnya.

Oleh karenanya, potensi sewa rumah di Bali kini cukup menjanjikan. Peluang ini sebaiknya ditangkap para investor maupun masyarakat yang ingin mengejar untung dari bisnis sewa rumah. Sejalan dengan itu, Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) juga mencatat tren positif dari indeks harga dan suplai rumah tapak di Bali.

Ingin punya rumah sendiri? Temukan aneka cerita yang menginspirasi seputar perjuangan wujudkan mimpi punya rumah sendiri hanya di Cerita Rumah.

Pada Q2 2021, indeks harga rumah di Bali tumbuh sebanyak 5,3 persen secara tahunan atau Year on Year (YoY). Penguatan ini terjadi lantaran indeks harga pada kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q2 2020 tumbuh di angka 114,8, sementara pada Q2 2021 indeks harga tercatat naik menjadi 120,8.

Tak hanya naik secara YoY, indeks harga juga terkoreksi positif secara Quarter on Quarter (QoQ). Pada Q2 2021, indeks harga rumah di Bali naik sebesar 0,3 persen dibandingkan Q1 2021 yang meraih indeks 120,4. Kenaikan baik secara kuartalan dan tahunan ini patut menjadi pertimbangan bahwa pangsa rumah tapak di Bali dalam kondisi stabil kendati pandemi masih bergulir.

Lalu Bagaimana dengan Indeks Suplai?

Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) turut memantau pergerakan pasokan rumah tapak di Bali dalam satu tahun terakhir. Hasilnya, indeks suplai rumah di Bali naik signfikan secara Quarter on Quarter dan Year on Year.

Pada Q2 2021, indeks suplai rumah di Bali mencapai 290,7 atau naik 14 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yakni Q1 2021 yang meraih indeks 255,1. Pertumbuhan positif secara kuartalan ini sudah berlangsung konsisten sejak Q2 2020.

Sedangkan dari tren tahunan, persentase kenaikan indeks lebih fantastis yakni 59,9% pada Q2 2021. Hal ini lantaran indeks di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q2 2020 hanya mencatatkan angka 181,8 dan naik 108,9 poin menjadi 290,7 di Q2 2021.

Referensi Sewa Rumah di Bali untuk Ladang Bisnis

Bisnis sewa rumah di Bali
(Villa di Canggu, Bali)

Mempertimbangkan segala potensi yang ada, bisnis sewa rumah di Bali patut untuk digeluti. Apalagi probabilitas penginapnya sangat luas, tidak hanya dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri seperti China, Amerika, Australia, dan masih banyak lagi.

Guna memperkuat data, Rumah.com turut mencatat tren pencarian sewa rumah di Bali sepanjang Juli 2020 hingga Juni 2021. Pencarian terendah dengan indeks 112,3 terjadi di bulan Desember 2020 yang bertepatan dengan libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru.

Tiap Desember, sepatutnya pencarian sewa rumah di Bali meningkat tajam. Sayangnya kondisi pandemi Covid-19 yang belum mereda menyebabkan tren pencarian menurun sejalan dengan aturan #StayatHome yang masih digiatkan.

Sementara itu, selama satu tahun terakhir, pencarian tertinggi terjadi di bulan Juni 2021 dengan indeks 184,6, naik 18,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya yakni Mei 2021 dengan capaian indeks 156,3 (Month on Month/MoM).

Diyakini program Work From Bali yang digulirkan Pemerintah membawa dampak signifikan terhadap sewa rumah di Bali. Oleh karenanya, bagi masyarakat yang tengah mencari referensi sewa rumah di Bali, Rumah.com sudah siapkan daftarnya. Berikut pilihannya.

1. Pilihan Sewa Rumah di Bali: Jimbaran

Untuk kawasan Jimbaran, referensi proyek yang bisa dijadikan bisnis sewa rumah di Bali adalah Damara Village dan Harvestland. Damara Village menawarkan rumah dengan harga Rp1,7 miliar untuk tipe 105m2 yang terdiri dari dua kamar tidur.

Sedangkan Harvestland dibanderol dengan harga yang lebih tinggi yakni Rp2,6 miliar untuk rumah tipe 110m2 yang terdiri dari empat kamar tidur. Harga tersebut cukup sepadan dengan lokasinya yang hanya 10 menit dari Pantai Jimbaran.

Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.

2. Pilihan Sewa Rumah di Bali: Kuta

Sementara di Kuta, harga rumah dipasarkan lebih tinggi mulai dari Rp4 miliaran. Semakin bagus dan luas bangunannya, maka akan semakin mahal harganya. Apalagi jika lokasinya lebih strategis, seperti dekat dengan pantai maupun objek hiburan lainnya.

Opsinya cukup banyak tersedia di laman Beli Rumah247.com. Misalnya di Sunset Road, ada rumah seluas 200m2 dengan tiga kamar tidur yang dijual seharga Rp5,5 miliar. Adapula vila dengan enam kamar tidur di Seminyak yang ditawarkan dengan harga Rp5,7 miliar.

3. Pilihan Sewa Rumah di Bali: Badung

Bergeser ke area Badung, bagi investor dengan budget tak lebih dari Rp2 miliar maka bisa mempertimbangkan Rumah Puri Gading dan Le Marva Villa. Keduanya sama-sama sudah bersertifikat hak milik atau SHM.

Untuk Le Marva Villa, rumah seluas 110m2 yang terdiri dari dua kamar tidur lengkap dengan private pool dibanderol Rp1,9 miliar. Sedangkan di Rumah Puri Gading harganya lebih terjangkau yakni Rp1,5 miliar untuk hunian dengan luas bangunan 113 meter persegi.

Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles