Kawasan Jatiasih hingga kini masih terus menjadi lokasi incaran pemburu hunian terutama rumah tapak. Berdasarkan laman Beli Rumah247.com, pilihan rumah baru di Jatiasih memang masih sangat memadai dengan rata-rata harga di Rp500 juta – Rp900 jutaan.
Menurut catatan Rumah.com hingga Q4 2021 terdapat sedikitnya 10 area di Kota Bekasi yang mencatatkan indeks permintaan rumah tapak tertinggi. Dimana Jatiasih menduduki posisi pertama dengan pencarian sebanyak 21,18 persen. Tentunya hal ini menandakan bahwa diantara banyaknya kawasan di Kota Bekasi, Jatiasih adalah yang terdepan di mata property seeker.
Area lain di Kota Bekasi yang mencatatkan indeks permintaan rumah tapak tertinggi adalah Bekasi Utara dan Bekasi Timur dengan masing-masing demand sebesar 12,10 persen dan 11,97 persen. Disusul Bekasi Barat yang menduduki posisi keempat dengan 8,14 persen permintaan.
Di urutan setelahnya ada Bintara (5,96 persen), Jatisampurna (5,41 persen), dan Jati Bening (5,35 persen). Sedangkan di tiga posisi terbawah ditempati Mustikajaya yang meraih persentase permintaan rumah tapak sebanyak 4,81 persen, disusul Bekasi Selatan dengan 4,76 persen dan Jati Warna dengan 4,18 persen.
Tren Indeks Permintaan Rumah Di Kota Bekasi Dan Jatiasih
Bekasi merupakan sebuah kota yang masuk kategori sunrise property dimana properti di kota ini sedang jadi incaran bagi para end user dan juga para investor properti. Dari segi pembangunan, Bekasi masuk ke dalam peta pembangunan nasional yang digalakkan pemerintah pusat.
Akan tetapi pandemi yang masih terus bergejolak di Tanah Air tentu membawa dinamika tersendiri terhadap pasar properti di berbagai wilayah termasuk Kota Bekasi. Benar saja, Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) mencatat adanya penurunan terhadap permintaan rumah di Kota Bekasi pada Q4 2021.
Dimana pada kuartal akhir tahun 2021, indeks permintaan bertengger di posisi 154,0 atau turun -4,2 persen secara QoQ dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 160,7. Penurunan juga terjadi secara tahunan sebesar -14,0 persen pada Q4 2021, sebagai akibat dari tidak mampunya mengungguli pencapaian indeks di Q4 2020 yang meraih 179,0 (YoY).
Lantas apakah penurunan permintaan rumah di Kota Bekasi ikut berdampak pada tren di Jatiasih? Beruntung, indeks demand di Jatiasih masih mampu menguat secara QoQ. Pada Q4 2021, indeks permintaan rumah di Jatiasih meraih 210,5 atau lebih tinggi 9,0 persen dibandingkan Q3 2021 dengan indeks bertahan di angka 193,1.
Kendati naik secara QoQ, namun secara tahunan atau YoY indeks permintaan rumah di Jatiasih justru mengalami koreksi pada Q4 2021. Penurunannya sebesar -9,6 persen, disebabkan oleh posisi indeks di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q4 2020 yang lebih unggul yakni 232,9. Akankah penurunan indeks demand secara YoY ini membawa pengaruh pada tren indeks harga dan suplai rumah di Jatiasih?
Indeks Harga Rumah Kota Bekasi VS Jatiasih
Faktanya, data Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) menunjukkan bahwa indeks harga rumah di Jatiasih kompak mengalami kenaikan secara kuartalan dan tahunan. Pada Q4 2021, indeks harga rumah di Jatiasih mencatat 145,2 atau naik 1,1 persen secara QoQ. Dimana pada kuartal sebelumnya yakni Q3 2021, indeksnya tercatat lebih rendah yakni 143,6.
Sedangkan secara tahunan, indeks harga rumah di Jatiasih melonjak sebesar 9,9 persen. Pencapaian yang dibukukan oleh indeks di Q4 2021 sukses melampaui indeks di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q4 2020 sebesar 132,0.
Melihat perbandingannya dengan indeks harga rumah di Kota Bekasi, infogram di atas memgungkapkan bahwa trennya naik secara menyeluruh pada kuartal akhir tahun 2021.
Pada Q4 2021, indeks harga rumah di Kota Bekasi naik 1,5 persen secara kuartalan. Posisi indeks di Q4 2021 yang mencapai 132,3 lebih unggul 2 poin dibandingkan Q3 2021 yang menoreh indeks harga sebesar 130,3 (Quarter on Quarter/QoQ).
Sementara itu dalam kurun waktu tahunan, indeks harga rumah di Kota Bekasi terkoreksi positif 4,7 persen pada Q4 2021. Hal ini terjadi karena capaian indeks harga di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q4 2020 yakni 126,3 masih lebih rendah daripada perolehan indeks di Q4 2021 yang mencapai 132,3 (Year on Year/YoY).
Indeks Suplai Rumah Kota Bekasi VS Jatiasih
Jika tren harga rumah di Jatiasih dan Kota Bekasi sama-sama mengalami kenaikan, bagaimana dengan indeks suplai rumah tapak di kedua kawasan ini?
Menurut RIPMI, indeks suplai rumah di Jatiasih meningkat sebesar 2,3 persen pada Q4 2021. Dimana pada kuartal kali ini, indeksnya bertahan di angka 44,6 atau lebih tinggi 1,0 poin daripada kuartal tiga dengan indeks 43,6 (QoQ).
Sementara itu, dalam periode tahunan indeksnya merosot sebanyak -15,6 persen. Hal ini disebabkan oleh pencapaian indeks di Q4 2021 yang lebih rendah dibandingkan Q4 2020 dengan indeks 52,9 (YoY).
Lantas bagaimana dengan tren dari sisi pasokan rumah di Kota Bekasi? RIPMI mengungkap bahwa indeks suplai rumah di Kota Bekasi mengalami penurunan sebanyak -0,5 persen pada Q4 2021. Indeks suplai rumah pada Q4 2021 bertahan di angka 172,8 sementara pada kuartal sebelumnya yakni Q3 2021 perolehan indeks mencapai angka lebih tinggi yakni 173,7 (QoQ).
Secara tahunan, indeks suplai rumah di Kota Bekasi pun ikut melesu dengan penurunan sebesar -5,9 persen pada Q4 2021. Penurunan secara YoY ini merupakan imbas dari perolehan indeks di kuartal yang sama periode sebelumnya atau Q4 2020 yang mencapai angka lebih tinggi yakni 183,7.
Mempertimbangkan bahwa secara QoQ pasokan rumah di Jatiasih tetap mencatat peningkatan, maka artinya konsumen tak perlu khawatir terhadap ketersediaan suplai hunian idaman. Berikut 7 referensi rumah di Jatiasih.
- Mozaik 8 Residence Rp675 juta
- Taman Jatisari Permai Rp600 juta
- Glass House Jatiasih Rp700 juta
- Emerald Terrace Rp976 juta
- D’Fazza Rp700 juta
- Villa Jatirasa Rp570 juta
- Alaya Grande Jatiasih Rp765 juta
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah