Download Aplikasi Rumah247

Pasar Rumah Tapak di Bali Pelan-pelan Pulih Kembali

Sejak pertengahan Oktober 2021, pemerintah memberlakukan kebijakan pembukaan gerbang penerbangan internasional ke Bali. Satu bulan pasca kebijakan tersebut berjalan, turis domestik maupun mancanegara pun langsung membanjiri Pulau Dewata. Akibatnya, sektor wisata kawasan kembali menguat disertai dengan pemulihan sektor rumah tapak di Bali.

Alih-alih harus mematuhi protokol kesehatan ketat, nampaknya sejumlah destinasi wisata di Bali sudah padat pengunjung. Sisi positifnya, keramaian ini sangat mendorong perekonomian di Bali setelah mengalami kelesuan yang panjang lantaran pagebluk Covid-19.

Potensi pariwisata Bali yang prospektif bahkan mendorong negara tetangga yakni Korea Selatan untuk menjalin kerja sama bilateral. Melansir laman Bisnis Bali, Konsul Jenderal (Konjen) Korea Selatan untuk Bali, Moon Young menyebut Bali masuk tujuh besar destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi oleh warga Korsel.

Tak heran, sebelum Bali ditutup karena pandemi, jumlah kunjungan wisatawan Korsel mencapai 42.800 orang. Oleh karenanya, tujuan kerja sama bilateral yang dicanangkan tak lain adalah demi menarik lebih banyak warga Korsel untuk berkunjung sehingga membuat perekonomian Bali bisa pulih dan membaik seperti sediakala.

Menurut pemerintah sendiri, keputusan untuk membuka gerbang penerbangan internasional ke Bali didasari pada pencapaian angka vaksinasi di sini. Dimana tingkat vaksinasi di Bali sudah mencapai 99% untuk dosis pertama dan hampir 90% untuk dosis kedua.

Di lain sisi, pencapaian vaksinasi di Bali juga membuat pengembang properti di kawasan kembali percaya diri dalam melahirkan proyek-proyek baru diantaranya rumah tapak di Bali. Bagaimana trennya terkini?

Kondisi Harga dan Suplai Rumah Tapak di Bali

Merujuk data Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), indeks harga rumah tapak di Bali pada Q3 2021 mengalami kenaikan secara kuartalan sebesar 1,3 persen. Dimana indeks harga di kuartal tiga mencapai 122,4, sementara indeks harga di kuartal dua hanya meraih 120,8 (Quarter on Quarter/QoQ).

Sedangkan dalam tren tahunan, indeks harga rumah tapak menguat 3,6 persen pada Q3 2021. Penguatan ini berasal dari perolehan indeks harga di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q3 2020 yang meraih 118,2, sehingga dalam posisi lebih rendah dibandingkan perolehan indeks harga di Q3 2021 sebesar 122,4 (Year on Year/YoY)

Mengamati perkembangan rumah tapak, potensinya juga bisa dilihat dari pergerakan indeks suplai. RIPMI mencatat, indeks suplai rumah tapak di Bali pada kuartal tiga tahun ini mencapai 326,8 atau naik 19,5 persen secara QoQ. Kenaikan kuartalan yang signifikan ini lantaran indeks suplai di kuartal sebelumnya yakni Q2 2021 hanya mampu bertahan di angka 273,6.

Tidak hanya dalam jangka waktu QoQ, secara YoY indeks suplai rumah tapak di Bali pun menguat lebih tajam. Pada Q3 2021, indeks suplai naik sebesar 63,3 persen dibandingkan Q3 2020 yang meraih indeks 200,1.

Peningkatan pasokan rumah tapak yang tinggi dalam kurun waktu setahun, jelas mengindikasikan bahwa pengembang sudah begitu percaya diri terhadap pemulihan pasar properti Bali. Apalagi dorongan dari pemerintah untuk Bali sangat besar, lantaran Pulau Dewata menjadi objek wisata nomor satu di Indonesia yang berkontribusi pada pemasukan negara.

Tren Rumah Tapak di Bali Menurut Sentimen Kota Denpasar

Performa harga rumah di Kota Denpasar pada Q3 2021 boleh jadi tak sebagus capaian di kuartal-kuartal sebelumnya. Dimana perolehan indeks di kuartal ini sebesar 93,6 tak berubah satu poin pun dibandingkan kuartal sebelumnya yakni Q2 2021. Sehingga secara QoQ tidak ada persentase kenaikan atau 0%.

Namun secara tahunan, indeks harga rumah di Denpasar turun sebanyak -3,8 persen pada Q3 2021. Pasalnya, capaian indeks di Q3 2021 tak mampu melebihi perolehan indeks di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q3 2020 yang meraih 97,3 (YoY).

Melambatnya indeks harga rumah di Denpasar kemungkinan merupakan refleksi atas penurunan daya beli masyarakat terhadap hunian. Diketahui, pandemi telah membawa perubahan perilaku masyarakat terkait proses pembelian rumah sehingga penjual/pengembang juga melakukan penyesuaian harga agar iklim daya beli tetap terjaga.

Bergeser ke sisi suplai, , terungkap bahwa indeks suplai rumah di Denpasar justru menguat tajam secara kuartalan maupun tahunan. Dimana pada Q3 2021, indeks suplai rumah di Denpasar naik 17,9 persen dibandingkan Q2 2021 (QoQ).

Sedangkan dalam periode tahunan, indeks indeks suplai rumah di Denpasar meningkat drastis sebanyak 40,8 persen. Pada Q3 2021, indeks suplai rumah mencapai 200,8 atau jauh lebih tinggi dibandingkan perolehan indeks di Q3 2020 yang meraih 142,6 (YoY).

Tren Rumah Tapak di Bali Menurut Sentimen Kawasan Badung

Jika sebelumnya telah diulas bagaimana tren rumah tapak di Bali menurut wilayahnya secara keseluruhan termasuk Kota Denpasar, kini data Rumah247.com Indonesia Property Market Index akan memaparkan perkembangannya berdasarkan kawasan Badung.

Badung sendiri merupakan salah satu kabupaten di Bali yang menaungi lebih dari 40 objek wisata ternama seperti Water Boom, Garuda Wisnu Kencana (GWK), hingga berbagai pantai favorit wisatawan. Itu sebabnya, harga rumah tapak di Bali khusus area Badung relatif lebih tinggi daripada kawasan lainnya.

Menurut perkembangan harganya, indeks harga rumah tapak di Badung saat ini mencapai 135,8 atau naik 2,7 persen pada Q3 2021. Pencapaian secara QoQ ini disebabkan indeks di kuartal sebelumnya  yakni Q2 2021 berada di posisi lebih rendah dengan 132,2.

Sedangkan secara tahunan, indeks harga menguat sebanyak 4,5 persen di Q3 2021. Pada kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q3 2020, indeks harga hanya mampu bertahan di angka 129,9 sehingga tak mampu melebihi perolehan indeks di Q3 2021 sebesar 135,8 (YoY).

Menariknya, suplai rumah tapak di Bali untuk area Badung juga meningkat tajam pada kuartal tiga tahun ini. Dimana indeks suplai terkini mencapai 519,9, naik 19,9 persen secara kuartalan dibandingkan indeks suplai di Q2 2021 yakni 433,6 (QoQ).

Peningkatan suplai rumah tapak di Badung juga terjadi secara tahunan dengan 80,5 persen kenaikan. Tentunya hal ini akibat perolehan indeks suplai di Q3 2020 sebesar 288,0 sehingga tak mampu menandingi perolehan indeks suplai di Q3 2021 sebanyak 519,9 (YoY).

Cari Rumah Tapak di Bali?

(Rumah Tapak di Bali: Damara Village, Badung)

Masyarakat bisa dengan mudah menemukan rumah tapak di Bali melalui situs Rumah247.com. Cukup dengan menyeleksi kriteria pencarian mulai dari harga, lokasi, dan tipe rumahnya, maka referensi rumah idaman ada di genggaman.

1. Rumah Tapak Di Bali untuk Kawasan Jimbaran

Untuk kawasan Jimbaran, referensi rumah tapaknya adalah Damara Village dan Harvestland. Damara Village menawarkan rumah dengan harga Rp1,7 miliar untuk tipe 105m2 yang terdiri dari dua kamar tidur.

Sedangkan Harvestland dibanderol dengan harga yang lebih tinggi yakni Rp2,6 miliar untuk rumah tipe 110m2 yang terdiri dari empat kamar tidur. Harga tersebut cukup sepadan dengan lokasinya yang hanya 10 menit dari Pantai Jimbaran.

2. Rumah Tapak Di Bali untuk Kawasan Kuta

Sementara di Kuta, harga rumah dipasarkan lebih tinggi mulai dari Rp4 miliaran. Semakin bagus dan luas bangunannya, maka akan semakin mahal harganya. Apalagi jika lokasinya lebih strategis, seperti dekat dengan pantai maupun objek hiburan lainnya.

Opsinya cukup banyak tersedia di laman Beli Rumah247.com. Misalnya di Sunset Road, ada rumah seluas 200m2 dengan tiga kamar tidur yang dijual seharga Rp5,5 miliar. Adapula vila dengan enam kamar tidur di Seminyak yang ditawarkan dengan harga Rp5,7 miliar.

3.  Rumah Tapak di Bali untuk Kawasan Badung

Bergeser ke area Badung, bagi investor dengan budget tak lebih dari Rp2 miliar maka bisa mempertimbangkan Rumah Puri Gading dan Le Marva Villa. Keduanya sama-sama sudah bersertifikat hak milik atau SHM.

Untuk Le Marva Villa, rumah seluas 110m2 yang terdiri dari dua kamar tidur lengkap dengan private pool dibanderol Rp1,9 miliar. Sedangkan di Rumah Puri Gading harganya lebih terjangkau yakni Rp1,5 miliar untuk hunian dengan luas bangunan 113 meter persegi.

4. Rumah Tapak di Bali: Harga <Rp700 Juta di Kawasan Denpasar

Jika menyasar kawasan Denpasar untuk menghuni rumah tapak di Bali harga di bawah Rp700 juta, maka bisa mempertimbangkan Sesetan Residence. Perumahan ini bisa jadi opsi bagi pencari hunian yang menginginkan rumah di Denpasar kurang dari Rp600 jutaan. Terletak di kawasan Sesetan, perumahan ini menyediakan unit tipe 55m2 dengan spesifikasi dua kamar tidur.

Referensi lainnya adalah Taman Residence yang dipasarkan mulai Rp500 juta. Harga itu sepadan untuk bisa menghuni unit tipe 60m2 dengan dua kamar tidur. Berlokasi di Jalan Kertanegara Ubung, jarak dari perumahan dengan Bandara Ngurah Rai terpaut 30 menit berkendara.

5. Rumah Tapak di Bali: Harga <Rp1 Miliar di Kawasan Denpasar

Lain halnya bagi konsumen yang punya dana di atas Rp1 miliar, maka ada dua perumahan di kawasan Denpasar yang bisa jadi pilihan. Yakni Djayanta Residence menawarkan rumah Rp1 miliaran untuk unit tipe tiga kamar tidur. Tersedia hanya 29 unit, perumahan berkonsep semi villa ini punya fasilitas arena bermain dan keamanan 24 jam.

Opsi yang kedua adalah Puri Gading yang menghadirkan rumah tipe 100/113 dengan harga Rp1,8 miliaran. Berada di kawasan Ungasan, perumahan ini dilengkapi kolam renang, club housegym, ruang serbaguna, taman bermain anak, dan taman lansekap.

Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles