Pertumbuhan rumah tapak di Malang meningkat dari waktu ke waktu. Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) mengamati grafiknya sejak awal tahun 2017, di mana hingga Q3 2021 indeks suplai rumah tapak di Malang telah meningkat empat kali lipat.
Kesan diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang. Misalnya Ijen Boulevard dan kawasan sekitarnya yang hanya bisa dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan bangsa Eropa lainnya. Sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai.
Akan tetapi, kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri dan seringkali mengundang keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana untuk bernostalgia. Berbanding terbalik 180 derajat, kondisi rumah tapak di Malang kini murni dihuni oleh warga lokal maupun WNI.
Pada tahun 1879, di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu Kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan.
Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Jika dibandingkan dengan kondisi kawasannya beberapa dekade lalu, Malang kini dan dulu memang jelas berbeda jauh. Utamanya terlihat dari wajah infrastruktur Malang yang kian berkembang. Lantas seperti apa potensi rumah tapak di Malang?
Properti Jawa Timur Pengaruhi Tren Rumah Tapak Di Malang?
Apakah pasar properti di segmen perumahan Jawa Timur membawa pengaruh pada tren rumah tapak di Malang? Jawabannya akan dikupas dalam data setelah pembahasan berikut ini.
Data Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) mengungkapkan, indeks harga rumah tapak di Jawa Timur pada Q3 2021 mengalami penurunan baik secara tahunan maupun kuartalan. Penurunan di periode ini tentu tak lepas dari situasi nasional yang bergejolak akibat kembali tingginya kasus Covid-19 sehingga kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dijalankan secara ketat.
Akibatnya aktivitas penjualan terhadap rumah menjadi terganggu yang kemudian menyebabkan penurunan harga. Indeks harga rumah di Jawa Timur pada Q3 2021 berada di 93,3 atau turun tipis -0,3 persen dibandingkan Q2 2021 dengan indeks 93,6 (Quarter on Quarter/QoQ).
Dalam periode tahunan, indeks harga rumah tapak di Jawa Timur menurun sebanyak -1,2 persen pada Q3 2021. Koreksi ini terjadi lantaran pada kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q3 2020 indeks berada di level yang lebih tinggi yakni 94,5 (Year on Year/YoY).
Sementara itu dari sisi suplai, indeks suplai rumah tapak di Jawa Timur pada Q3 2021 justru mengalami penguatan baik secara QoQ maupun YoY. Tercatat, indeks suplai rumah di Jawa Timur mengalami peningkatan signifikan sebanyak 6,8 persen pada Q3 2021.
Pada Q3 2021, indeks suplai mencapai 239,4 atau lebih tinggi 15,3 poin dibandingkan Q2 2021 yang meraih indeks 224,1 (QoQ). Pertumbuhan suplai secara kuartalan ini mengindikasikan bahwa pengembang masih berkomitmen dalam meluncurkan produk di tengah situasi yang belum pasti.
Secara tahunan, indeks suplai rumah di Jawa Timur pada Q3 2021 meningkat cukup tajam sebanyak 21,4 persen. Dimana pada kuartal yang sama tahun sebelumnya yakni Q3 2020, indeks berada di posisi yang jauh lebih rendah yakni 197,2 (YoY).
Harga Rumah Dan Kota Terfavorit Di Jawa Timur
Selama Oktober 2020 – September 2021, Rumah247.com mengamati preferensi masyarakat terhadap kota di Jawa Timur paling banyak diincar. Hasilnya, ada lima kota terfavorit dimana Malang masuk ke dalam jajarannya. Kelimanya adalah Surabaya , Malang, Sidoarjo, Batu, dan Gresik. Berikut paparan dari potensi masing-masing wilayah.
1. Surabaya
Pasar rumah tapak di Surabaya tentu jauh berbeda dengan wilayah lain di Jawa Timur. Pasalnya, pencarian tertinggi untuk perumahan di Surabaya hingga Desember 2020 justru dalam kisaran harga miliaran. Tertinggi pertama pada kisaran harga Rp1,5 M – Rp4 M dengan 46.713 pencarian. Selama Oktober 2020 – September 2021, Surabaya jadi kota tujuan untuk dihuni dengan persentase 48,77%.
2. Malang
Menempati urutan kedua dengan 19,41 persen, perkembangan infrastruktur di Malang yang cukup pesat membuat daerah ini banyak dikunjungi pendatang. Baik yang ingin tinggal di Malang maupun para wisatawan domestik atau mancanegara. Pertumbuhan ini diprediksi akan semakin pesat di masa depan karena perkembangan Malang yang tak terbendung.
3. Sidoarjo
Sidoarjo diincar oleh 15,49 persen masyarakat sebagai kota favorit di Jawa Timur. Pasar rumah tapak di Sidoarjo sendiri cukup kuat, di mana saat industri properti nasional mengalami gonjang-ganjing akibat pandemi, Sidoarjo justru mampu mempertahankan tren suplai pada Q2 2020 dan Q3 2020.
4. Batu
Sementara kawasan dingin di Malang yang terkenal yakni Batu, menjadi kota di Jawa Timur favorit nomor empat setelah Sidoarjo dengan persentase pencarian 5,28 persen. Kota Batu sendiri unggul sebagai lokasi investasi properti, pasalnya merupakan destinasi wisata favorit bagi turis domestik dan mancanegara.
5. Gresik
Tren harga rumah di Gresik, Jawa Timur dalam kurun waktu satu tahun belakangan terpantau cukup dinamis. Artinya, tidak ada kenaikan maupun penurunan terlalu tajam kendati pandemi masih melanda Tanah Air. Hal inilah yang boleh jadi menyebabkan Gresik masuk ke dalam satu dari lima kota favorit di Jawa Timur dengan persentase pencarian sebanyak 4,11 persen.
Selain mengamati preferensi masyarakat terhadap kota di Jawa Timur terfavorit, Rumah247.com juga memantau bagaimana ketertarikan masyarakat terhadap harga rumah di Jawa Timur. Selama periode Oktober 2020 – September 2021, rumah dengan harga Rp300 juta – Rp750 juta menjadi target utama dengan pencarian sebanyak 29,90 persen.
Sedangkan di urutan kedua adalah rumah dengan harga kurang dari Rp300 juta yang dibidik oleh 23,28 persen masyarakat. Rumah di Jawa Timur dengan harga Rp750 juta – Rp1 miliar hanya diincar oleh 8,87 persen pencari hunian. Sebaliknya rumah dengan harga Rp1,5 miliar hingga Rp4 miliar menjadi preferensi 17,66 persen masyarakat.
Indeks Harga Dan Suplai Rumah Tapak Di Malang
RIPMI mengungkapkan indeks harga rumah tapak di Malang mengalami pertumbuhan cukup baik selama satu tahun terakhir. Pada Q3 2021, indeks harga rumah naik 1,9 persen secara QoQ. Dimana indeks pada Q3 2021 berada di level lebih tinggi yakni 94,3 dibandingkan capaian indeks di Q2 2021 sebesar 92,5.
Sedangkan dalam tren tahunan, indeks harga rumah tapak di Malang meningkat sebanyak 2,8 persen pada Q3 2021. Kenaikan secara YoY ini merupakan imbas dari pencapaian indeks di Q3 2020 sebesar 91,7 atau masih lebih rendah 2,6 poin dibandingkan perolehan indeks di Q3 2021.
Naiknya indeks meski dalam persentase yang kecil tetap membuktikan bahwa tren rumah tapak di Malang dari segi harga tetap terjaga. Artinya juga, demand terhadap rumah masih cukup tinggi sehingga pengembang melakukan penyesuaian harga secara konsisten.
Bergeser ke sisi suplai, RIPMI menemukan ada peningkatan yang tinggi terkait pasokan rumah tapak di Malang. Dimana pada Q3 202, indeks suplai rumah mencapai 453,1 atau naik sebanyak 12,3 persen secara QoQ dibandingkan Q2 2021.
Dalam periode tahunan, indeks suplai rumah di Malang menguat signifikan mencapai 34,6 persen di Q3 2021. Pasalnya pada Q3 2020, indeks suplai masih lebih rendah dibandingkan Q3 2021 dengan perolehan indeks 336,5 (YoY).
Kenaikan suplai rumah tapak di Malang yang sangat signfikan merupakan refleksi atas pertumbuhan jumlah mahasiswa rata-rata per tahun yang datang ke Malang. Diperkirakan mencapai 41.311 orang yang berasal dari luar kota Malang, diantaranya berasal dari luar daerah (terutama wilayah Indonesia Timur) seperti Bali, Nusa Tenggara, Timor Timur, Irian Jaya, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
Mencari rumah tapak di Malang untuk tujuan investasi maupun dihuni sendiri? Berikut rekomendasi dari Rumah247.com.
1. Rumah Tapak Di Malang: Rumah Villa Tanah Aliya
Berlokasi di kawasan Dau, unit di Rumah Villa Tana Aliya mengusung konsep modern minimalis yang tegas dengan atap limas. Fasilitas dalam perumahan meliputi musala, taman, kolam renang dan rooftop. Untuk unit tipe 60/38 dibanderol seharga Rp330 juta.
2. Rumah Tapak Di Malang: Pesona Kirana
Cari rumah tapak di Malang harga kurang dari Rp200 juta? Maka Pesona Kirana adalah rekomendasi yang patut dipertimbangkan. Dipasarkan seharga Rp165 jutaan untuk unit tipe 36/72 dengan dua kamar tidur, perumahan ini dilengkapi fasilitas gedung perkumpulan, keamanan 24 jam, dan arena bermain.
3. Rumah Tapak Di Malang: Green Tombro Residence
Green Tombro Residence berlokasi cukup dekat dengan Universitas Brawijaya. Untuk unit tipe 40/60 di sini dijual seharga Rp475 juta. Harga yang lebih tinggi ini sepadan dengan lokasinya yang hanya terpaut 20 menit dari alun-alun Kota Malang.
4. Rumah Tapak Di Malang: Grand Arumba
Grand Arumba yang berdiri seluas kurang-lebih 2,5 hektare ini memiliki 218 unit. Perumahan ini sudah menerapkan sistem cluster, yang artinya aktivitas keluar-masuk penghuni maupun penghujung lainnya hanya melalui satu pintu, atau yang populer dengan sebutan one-gate system. Berlokasi di Jalan Arumba, Tunggulwulung, harga rumah termurah di sini dipasarkan Rp480 juta untuk tipe 40/72.
5. Rumah Tapak Di Malang: Grand Sekar Asri
Berada di kawasan Dau, Grand Sekar Asri ideal bagi keluarga muda kelas menengah yang sanggup mencicil rumah Rp2 jutaan per bulan. Pasalnya unit tipe 72 dengan dua kamar tidur dibanderol Rp399 juta. Fasilitas dalam perumahan sangat lengkap, mulai dari masjid, kolam renang, playground, jogging track, clubhouse, dan keamanan 24 jam.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah