Menjadi ciri khas utama di Kota Medan, Masjid Raya Medan tidak pernah sepi dari aktivitas pengunjung. Mulai dari ibadah salat, napak tilas sejarah, bersantai di pelataran, hingga menikmati sajian kuliner yang banyak dijajakan di sekeliling masjid.
Bukan sekadar tempat ibadah, Masjid Raya menyuguhkan keindahan arsitektur dan memuat kisah masa silam yang melegenda. Ya, masjid bersejarah yang menjadi kebanggaan warga Medan ini merupakan satu bukti kejayaan masa Kesultanan Deli yang masih berdiri megah hingga kini
Mau punya rumah di Medan dan sekitarnya dengan harga terjangkau dan cocok untuk pasangan muda? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp400 jutaan di sini!
Sebagai masjid yang kental dengan nuansa kesultanan Melayu, tentu sangat menarik untuk menulusuri jejak sejarahnya. Kami coba himpun informasi tentang Masjid Raya dari berbagai sumber untuk Anda. Yuk, kita simak!
Lokasi Masjid Raya Kota Medan

Terletak di pusat Kota Medan, Masjid Raya Medan mudah dijangkau dan selalu ramai pengunjung. (Foto:triptrus.com)
Masjid Raya Medan terletak di kawasan sangat strategis, yakni di pusat Kota Medan. tepatnya, masjid ini beralamat di Jl. Sisingamangaraja No. 61, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Tentu saja cukup mudah akses yang bisa ditempuh jika Anda ingin mengunjungi kawasan masjid. Pilihan transportasi pun bervariasi. Mulai dari kendaraan pribadi, bus, angkot, taksi, ojeg online, hingga becak motor.
Jika pilihan Anda adalah naik bus, Anda bisa turun di halte-halte terdekat dari area masjid. misalnya, Halte Taman Sri Deli, Halte Yuki Simpang Raya, Halte Klinik Spesialis Bunda, Halte Hm Joni 2, Halte Simpang Juanda, dan Halte Simpang Waspada.
Buat Anda yang menggunakan kendaraan pribadi, masjid ini memiliki area parkir yang cukup luas, kok. Hanya saja, Anda lebih disarankan untuk menumpang kendaraan umum karena bisa langsung turun di dekat pintu gerbang yang didesain terbuka dari jalan raya.
Tonton video yang informatif berikut ini untuk mempelajari cara membangun rumah tumbuh yang bisa Anda ikuti dengan mudah!
Sejarah Masjid Raya Medan

Dibangun pada tahun 1906, Masjid Raya Medan mulai resmi digunakan pada tahun 1909. (Foto: Facebook.com/Sultan.of.Deli.Medan)
Didasari atas keinginan untuk membuat peradaban Kesultanan Deli lebih maju, maka dibangunlah Masjid Raya Al Mashun. Sesuai namanya, Al Mashun yang berarti dipelihara, masjid berusia lebih dari satu abad ini masih terjaga dengan baik dan tetap nampak indah.
Masjid ini mulai dibangun pada tanggal 21 Agustus 1906 di masa pemerintahan Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah atau Sultan Deli IX. Dalam rentang tiga tahun, tepatnya tanggal 19 September 1909, masjid secara resmi digunakan untuk pertama kalinya.
Tampilan Masjid Raya Saat Ini

Istana Maimun, gedung pusat pemerintahan Kesultanan Deli. (Foto: detik.com)
Nah, sebelum Masjid Raya Al Mashun dibangun, Kesultanan Deli lebih dahulu membangun dua bangunan penting. Istana Maimun yang dibangun pada tahun 1888-1891 yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Bangunan lainnya adalah Gedung Kerapatan Tinggi yang didirikan tahun 1906 sebagai Mahkamah Peradilan.
Setelah masjid raya berdiri, Kesultanan Deli masih terus memajukan peradabannya. Sekitar tahun 1920-an, di bawah kepemimpinan Sultan Amaludin Sani Perkasa Alamsyah, dibangunlah sebuah taman cantik seluas kira-kira 1,4 hektare bernama Derikanpark atau kini dikenal dengan Taman Sri Deli.
Area Taman Sri Deli

Dahulu menjadi tempat bersantai keluarga Sultan Deli, kini Taman Sri Deli bisa diakses oleh publik. (Foto: sumut.voi.id)
Menurut ahli sejarah, Istana Maimun, Masjid Raya Al Mashun, dan Taman Sri Deli merupakan kesatuan kompleks. Istana menjadi tempat pemerintahan, masjid sebagai tempat ibadah, dan taman berfungsi untuk santai bagi keluarga kesultanan.
Namun kini, ketiga bangunan tersebut seolah terpisah karena ada jalan raya yang membelah. Jangan khawatir, Anda tetap bisa mengunjungi ketiga bangunan ikonik ini dengan cukup berjalan kaki saja.
Arsitektur Masjid Raya Al Mashun

Dari sudut manapun dipandang, Masjid Raya Medan selalu tampak indah dan mempesona. (Foto: gojek.com)
Buat Anda yang sudah pernah mengunjungi Masjid Raya Medan, pasti terkagum-kagum dengan rancangan arsitekturnya. Mulai dari gerbang masuk hingga interiornya, kita akan mendapati nilai estetika yang tinggi dari masjid ini.
Setidaknya ada dua arsitek yang direkrut Sultan Deli IX untuk merancang masjid tersebut. Theodoor van Erp ditunjuk sebagai arsitek yang merancang masjid, kemudian pengerjaannya dilanjutkan oleh J.A. Tingdeman. Kedua arsitek memang berasal dari Belanda karena belum ada arsitek asli pribumi.
Theodoor van Erp sendiri sudah lebih dulu ditugaskan untuk perancang Istana Maimun. Dan namanya turut terlibat sebagai ahli yang membantu pemugaran Candi Borobudur di Jawa Tengah pada 1907-1911.
Keunikan Desain Masjid Raya Medan

Mimbar khusus hari Jumat didesain bercorak India. (Foto: surinderkaul.com)
Keunikan yang menjadi ciri khas masjid terbesar di Medan ini terletak pada perpaduan corak Melayu, Arab, India, dan Spanyol. Hal itu bisa kita temukan pada pintu kayu yang dipulas dengan cat warna biru dan kuning. Seperti diketahui, warna kuning memang identik dengan Melayu.
Nilai estetika dan etika yang tinggi pada bagian masjid juga terlihat dari ornamen-ornamen khas Spanyol pada bagian pintu-pintunya serta kaca patri besar warna-warni. Sementara bagian dinding masjid dipenuhi ornamen dengan motif dari India.
Pilar Penyangga Masjid Raya Medan

Delapan pilar penyangga Masjid Raya Medan yang berlapis marmer asli Italia, sangat mempesona. (Foto: backpackerjakarta.com)
Bentuk Masjid Raya Medan boleh dibilang cukup unik karena berbentuk segi delapan. Pilar-pilar utama masjid yang berjumlah delapan sudah menggunakan teknologi beton dan dilapisi marmer asli dari Italia.
Bentuk kubah masjid mengadopsi desain ala Moghul (India), senada dengan mimbar yang digunakan saat hari Jum’at dan Ramadhan yang juga memiliki seni bercorak India.
Perpaduan ornamen, segi bentuk, dan pilihan warna pada Masjid Raya Medan tampak presisi dan serasi. Selain itu, masjid ini juga dikenal memiliki Al Qur’an berusia ratusan tahun yang dipajang di pintu masuk jama’ah laki-laki. Anda masih bisa membaca Al Qur’an tersebut meski sudah terlihat tua.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.
Fasilitas Dan Aktivitas Masjid Raya Medan

Petugas masjid memberikan bubur sup khas bangsawan Melayu menjelang waktu berbuka puasa tiba. (Foto: mudanews.com)
Tentu saja aktivitas utama di Masjid Raya Medan adalah salat lima waktu dan kajian agama pada waktu-waktu tertentu. Selain itu, masjid ini juga menjadi tujuan utama wisata religi di Kota Medan. Tidak terbatas bagi orang-orang Muslim, kalangan non-Islam pun bisa menyaksikan keindahan masjid dengan tetap mengikuti aturan yang berlaku.
Meski berstatus tempat ibadah, fasilitas yang ada di masjid cukup lengkap bagi wisatawan yang bertandang. Berikut ini beberapa fasilitas yang ada di masjid dan sekitarnya:
- Ruang ibadah utama
- Halaman masjid yang cukup luas
- Toilet/kamar mandi
- Area parkir
- Tempat makan di sekeliling masjid
- Penginapan di sekitar masjid
Pada momen-momen hari besar agama Islam, Masjid Raya Medan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bisa diakses oleh masyarakat. Misalnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bulan suci Ramadhan, Hari Raya Idulfitri dan Iduladha, dan Tahun Baru Islam.
Khusus di bulan suci Ramadhan, selain kegiatan ibadah, seperti salat Tarawih, ada juga acara buka bersama yang diikuti oleh segenap lapisan masyarakat. Ada tradisi unik saat acara buka bersama di masjid ini, yaitu menyantap bubur sup anyang yang dibagikan secara gratis oleh pihak masjid.
Tradisi membagikan bubur pedas khas bangsawan Melayu di Masjid Raya Medan sudah berlangsung sejak zaman Kesultanan Deli. Tersedia sekitar 1.000 porsi bubur sup yang dibagikan kepada masyarakat selepas Ashar hingga menjelang waktu berbuka puasa tiba.
Nah, di akhir bulan Ramadhan atau tepatnya Hari Raya Idulfitri, Masjid Raya Medan selalu menggelar salat Ied dengan jamaah yang membludak hingga ke halaman dan jalan raya. Kalau kebetulan Anda tengah berada di Kota Medan saat hari raya, boleh dicoba bersama keluarga melaksanakan salat Ied di masjid ini.
Sampai saat ini, keaslian bangunan Masjid Raya Medan masih tetap terpelihara, sesuai namanya, Al Mashun. Oleh karenanya, masjid ini ditetapkan sebagai warisan cagar budaya di Kota Medan.
Jangan lupa, jika Anda ada rencana berlibur atau ada kepentingan bisnis di Kota Medan, bisa singgah sejenak di masjid yang kental dengan jejak sejarah kesultanan Melayu ini.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah