Masjid Agung Semarang dikenal akan keindahan dan kemegahannya sehingga menjadi destinasi wisata favorit banyak umat muslim. Simak keunikan, cara menuju lokasi, hingga kecantikan arsitektur dari masjid ini.
Salah satu di antaranya adalah terdapat payung-payung raksasa di halaman luar masjid tersebut. Payung-payung itu bisa terbuka dan tertutup secara otomatis. Mengingatkan pada payung-payung raksasa Masjid Nabawi di Madinah. Payung tersebut biasanya dibuka saat shalat Jumat, Shalat Idul Fitri, dan Idul Adha.
Keindahan Masjid Agung Semarang sudah tersohor di seantero negeri. Membuat masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata religi para pelancong. Terlebih selain beribadah dan mengagumi keindahan arsitektur masjid, pengunjung juga dapat melakukan berbagai aktivitas lain.
Penasaran ingin mengetahui lebih jauh tentang Masjid Agung Semarang? Simak pembahasan lengkap, mulai dari cara menuju ke sana, sejarah, hingga fasilitas masjid indah tersebut di artikel ini.
Ingin punya hunian yang asri di Semarang, Jawa Tengah? Intip pilihan di bawah Rp500 juta, di sini!
Lokasi Masjid Agung Semarang

Seperti masjid agung pada umumnya, Masjid Agung Semarang juga berada di tengah kota. Tepatnya di Jalan Gajah Raya, Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Dengan berlokasi di tengah kota, masjid ini sangat mudah dicapai dari berbagai sudut kota, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun umum.
Untuk mencapai Masjid Agung Semarang atau Masjid Agung Jawa Tengah, ada beberapa rute yang bisa ditempuh:
1. Dari Pusat Kota Semarang.
Dari Simpang Lima atau pusat kota ambil jalan yang menuju ke Terminal Penggaron atau Purwodadi. Ikuti jalan tersebut hingga menemukan perempatan dengan Lotte Mart di sebelah kiri. Dari perempatan belok ke kiri, terus ikuti jalan hingga bertemu dengan Masjid Agung Semarang yang berada di sebelah kiri jalan.
2. Dari Demak Atau Sebelah Timur.
Ambil jalan menuju Jembatan Genuk, setelah melewati jembatan terus lurus menuju Jalan Kaligawe Raya. Lurus sekitar 750 kilometer, lalu belok kiri ke Jalan Barito, lurus terus menuju ke Jalan Soekarno Hatta. Sampai ke kompleks Masjid Agung, belok ke kanan hingga bertemu Convention Hall Masjid Agung Semarang.
3. Dari Solo Atau Sebelah Selatan.
Ambil Jalan Tol Jatingaleh, keluar di pintu tol tembalang. Dari pintu tol tersebut, ambil arah kanan yaitu ke arah Kaligawe-Demak. Atau bisa juga melalui Jalan Kartini Raya, setelah melewati jembatan Kartini, ambil Jalan Unta Raya dan Jalan Medoho Raya hingga tembus ke Jalan Gajah Raya.
4. Dari Purwodadi Grobogan
Dari Purwodadi ambil rute Purwodadi kemudian menuju Godong, lalu Gubug, kemudian Mranggen, hingga mencapai Kota Semarang. Setelah itu ikuti jalan hingga bertemu perempatan Lotte Mart, lalu belok kiri.
Sejarah Masjid Agung Semarang

Perjalanan panjang nan berliku harus dilalui sebelum pembangunan Masjid Agung Semarang dapat terlaksana pada tahun 2001. Hal itu terjadi karena persoalan sengketa tanah wakaf milik Masjid Kauman Semarang seluas 119,127 hektare. Tanah tersebut raib setelah ditukar guling dengan 250 hektare tanah di Kabupaten Demak.
Ternyata tanah di Demak tidak ada, sedangkan tanah milik Masjid Kauman Semarang telah berpindah tangan ke PT Tensindo milik Tjipto Siswoyo. Akhirnya proses hukum pun bergulir untuk mengembalikan tanah milik Masjid Kauman atau Masjid Agung Semarang.
Sayangnya, hingga tingkat kasasi di Mahkamah Agung, pihak masjid selalu kalah. Lalu Pemprov Jawa Tengah membentuk tim terpadu dari berbagai unsur untuk mengembalikan tanah wakaf tersebut. Ribuan umat muslim juga bergerak melakukan longmarch untuk menekan Tjipto Siswoyo.
Akhirnya pihak Tjipto Siswoyo mengembalikan tanah wakaf, tapi sebesar 69,2 hektare, pada Juli tahun 2000. Lalu diusulkan untuk menggunakan 10 hektare tanah wakaf tersebut bagi pembangunan masjid. Dan pada tahun 2002 dimulailah proses pembangunan MAJT di tanah Masjid Kauman Semarang.
Pemasangan tiang pancang pertama dilakukan Menteri Agama pada masa itu, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar. Dan pada 19 Maret 2004 digelarlah shalat Jumat pertama di masjid yang bisa menampung 15.000 jamaah. Namun masjid ini baru diresmikan tahun 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Arsitektur Masjid Agung Semarang

Bangunan Masjid Agung Semarang yang memesona tak lepas dari tangan dingin sang arsitek, Ir. H. Ahmad Fanani dari PT Atalier Enam, Jakarta. Ia adalah pemenang dari lomba desain MAJT yang digelar pada tahun 2001. Ahmad mendesain MAJT dengan perpaduan gaya arsitektur Jawa, Islam, dan Romawi.
Arsitektur Jawa tampak pada atap limasan bangunan utama masjid. Sedangkan arsitektur Islam terlihat pada bentuk kubah di puncak atap limasan dan empat menara pada tiap penjurunya. Sedangkan gaya Romawi terwujud dalam 25 pilar bergaya koloseum Roma yang ada pada pelataran masjid.
Masjid Agung Semarang atau MAJT merupakan sebuah kompleks yang berbentuk huruf U. Ada tiga bangunan utama di kompleks tersebut, yaitu masjid, convention hall, dan perpustakaan. Berikut keindahan arsitektur Masjid Agung Semarang:
1. Bangunan Utama Masjid
Bangunan dengan atap limas dan kubah ini dilengkapi dengan empat menara setinggi 62 meter. Di salah satu menara terdapat lift untuk memudahkan aktivitas jamaah. Bangunan utama masjid ini memiliki dari dua lantai, yaitu lantai pertama untuk ibadah jamaah pria, sedangkan lantai dua untuk ibadah jamaah perempuan.
Pada bagian bawah tiang-tiang penyangga bangunan utama masjid terukir motif-motif batik, seperti tumpal, kawung, dan parang. Juga terukir motif tajug, yaitu bentuk atap masjid-masjid tradisional Jawa. Sedangkan di dinding masjid terdapat goresan-goresan kaligrafi yang indah.
Di sini juga terdapat Al-Qur’an raksasa berukuran 145cm X 95cm. Al-Qur’an tersebut ditulis tangan oleh H. Hayatudding, penulis kaligrafi dari Universitas Sains dan Ilmu Al-Qur’an sekaligus santri Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo. Al-Qur’an yang dinamakan Mushaf Al-Akbarini ini berada dalam kotak kayu besar.
2. Plaza Atau Halaman Masjid
Halaman masjid juga tak kalah elok. Di plaza atau halaman inilah terdapat enam payung hidrolik besar yang serupa dengan payung yang ada di Masjid Nabawi, Madinah. Jumlah enam payung merupakan representasi dari enam rukun iman dalam Islam. Konon payung tersebut dibangun dengan anggaran Rp198 miliar.
Payung dibuka ketika shalat Jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha. Namun dengan syarat kekuatan angin tidak melebihi 200 knot. Selain payung raksasa, di plaza MAJT juga terdapat 25 pilar bergaya koloseum Roma yang terukir kaligrafi-kaligrafi indah, berupa dua kalimat syahadat, simbol 25 nabi, pun surat Al-Mukmin ayat 1 sampai 5.
Di plaza ini juga terlihat banner yang diberi nama Gerbang al-Qanathir atau Megah dan Bernilai. Plaza ini sangat luas, sekitar 7.500 meter persegi. Dengan luas tersebut halaman masjid ini mampu menampung sekitar 10.000 jamaah.
3. Menara Al Husna
Salah satu yang menonjol dari arsitektur Masjid Agung Semarang ini adalah adanya menara yang disebut Menara Al-Husna. Tinggi menara ini sama dengan jumlah Asmaul Husna, yaitu 99 meter. Untuk masuk ke menara ini pengunjung dikenakan biaya Rp10.000.
Menara ini memiliki 19 lantai, dilengkapi dengan tangga manual dan elevator. Pada lantai teratas disediakan lima teropong pandang untuk melihat pemandangan Kota Semarang lengkap dengan pesisir lautnya. Anda juga bisa melihat kemegahan Masjid Agung Semarang dari ketinggian.
Fasilitas Dan Aktivitas Masjid Agung Semarang

Tak salah bila Masjid Agung Semarang ini menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi bila pergi ke Kota Semarang. Arsitekturnya menawan, fasilitasnya pun sangat lengkap. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan selain melakukan ibadah keagamaan.
Inilah beberapa fasilitas dan aktivitas yang bisa dilakukan di MAJT:
A. Convention Hall
Bangunan ini sangat luas, bisa menampung hingga 2.000 orang. Dipercantik dengan beberapa pintu lengkung, auditorium ini sangat cocok untuk berbagai acara, seperti wisuda, pesta pernikahan, dan lain-lain. Lampu-lampu gantung mewah menghiasi plafon yang berjenjang.
Selain menyediakan LCD dan roll screen, auditorium ini juga memiliki ruang rias dan lima kamar ganti. Sangat cocok untuk berbagai acara. Bukan itu saja, tersedia pula ruang pantry dan transit. Bahkan pengelola masjid juga akan mengurus izin keramaian ke kepolisian.
B. Tempat Penginapan
Di kompleks Masjid Agung Semarang terdapat hotel, yaitu Hotel Graha Agung yang terdiri dari 23 kamar. Sama seperti hotel pada umumnya, hotel di sini memiliki berbagai tipe kamar, mulai dari deluxe, executive, suite, hingga family yang bisa memuat 10 tempat tidur. Harga per kamar mulai dari sekitar Rp300.000 per malam.
C. Tempat Wudhu
Tempat wudhu di Masjid Agung Semarang ini sangat luas. Letaknya ada di bawah bangunan utama masjid. Tersedia 93 kran untuk pria dan 56 buah kran untuk wanita. Sehingga antrean panjang bisa dihindari.
D. Perpustakaan
Selain berisi aneka buku Islam dan kitab-kitab Islam, di gedung perpustakaan juga disediakan ruang perkantoran. Ruang perkantoran ini juga disewakan untuk umum, sehingga masyakarat bisa berkantor di kompleks Masjid Agung Semarang.
E. Museum
Museum Kebudayaan Islam terdapat di lantai dua dan tiga Menara Al-Husna. Di museum ini Anda bisa melihat mushaf kuno, artefak, gayor Masjid Sunan Muria, gamelan, ornamen Masjid Mantingan, artefak kapal dagang, dan Al-Qur’an yang telah disadur ke bahasa Jawa.
F. Resto Putar
Resto atau cafe ini unik. Terletak di lantai 18 Menara Al-Husna, cafe muslim ini dapat berputar 360 derajat. Sehingga siapapun yang sedang bersantap di sini dapat sekaligus menikmati pemandangan Kota Semarang dari berbagai sudut.
G. Studio Radio
Masjid Agung Semarang memiliki radio, yaitu Radio DAIS (Dakwah Islam). Studio dari radio ini terletak di lantai dasar Menara Al-Husna. Radio DAIS memiliki frekuensi 107,9 FM.
Tonton video yang informatif berikut ini untuk mengetahui 8 tambahan biaya jual beli rumah yang perlu disiapkan!
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah