Download Aplikasi Rumah247

Masjid Agung Demak: Masjid Tempat Berkumpul Walisongo

Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid paling tersohor di Indonesia. Hal ini tak lepas dari nilai sejarah masjid yang sudah berdiri ratusan tahun. Tak heran jika Masjid Agung Demak adalah lokasi wisata religi paling terkenal di Indonesia.

Masjid Agung Demak termasuk masjid tertua di Indonesia. Masjid ini dalam catatan sejarah bahkan masuk tiga besar masjid tertua di Indonesia. Masjid yang lebih dulu dibangun kemungkinan hanya dua, yaitu Masjid Ampel Surabaya dan Masjid Soko Tunggal Banyumas.Dari kajian sejarah, Masjid Agung Demak juga memiliki nilai yang sangat mendalam. Sebab, masjid ini diprakarsai oleh Raja Demak waktu itu yaitu Raden Patah, bersama Wali Songo.Masjid ini tidak hanya sarat nilai sejarah, tapi juga menjadi denyut nadi penting bagi perekonomian di Kabupaten Demak. Apa saja hal menarik dari Masjid Agung Demak? Berikut ini rangkuman dari Rumah247.com.

Mau punya rumah di Jawa Tengah dan sekitarnya dengan harga terjangkau dan cocok untuk pasangan muda? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp600 juta di sini!

Lokasi Masjid Agung Demak

Lokasi Masjid Agung Demak
Masjid Demak terletak di jantung kota Demak (garis merah tengah), tidak jauh dari Alun-Alun Simpang Enam Demak. (Foto: maps.google.com)

Lokasi Masjid Agung Demak sangat strategis ada berada di tengah-tengah Kabupaten Demak. Lokasi tepatnya terletak di Kauman, Desa Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak.

Untuk mencari masjid ini terbilang sangat mudah. Patokan masjid ini adalah ruang publik terpopuler di kota ini, yaitu Alun-alun Simpang Enam Demak. Bila Anda sudah menemukan alun-alun ini, berarti sudah sampai di sekitar Masjid Agung Demak. Masjid ini tepat berada di seberang alun-alun.

Dari pusat pemerintahan, yaitu Kantor Bupati Demak,  masjid ini juga terbilang dekat. Hanya berjarak sekitar 650 meter yang bisa ditempuh jalan kaki dalam waktu 5-10 menit.

Titik-titik tersebut bisa jadi patokan bila Anda ingin menuju Masjid Agung Demak menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor. Bermodal peta digital, sepertinya Anda tak akan tersasar menuju masjid ini.

Selan menggunakan kendaraan pribadi, Anda juga bisa menggunakan transportasi umum bila berkunjung dari luar kota. Pilihan pertama adalah menggunakan bus. Bila Anda berangkat dari luar kota, pilihlah bus jurusan Terminal Demak.

Bila sudah sampai Terminal Demak, lokasi masjid ini sudah dekat. Jarak dari terminal ke masjid hanya sekitar 1,5 kilometer. Anda bisa menyambung menggunakan ojek atau taksi dari terminal. Waktu tempuhnya hanya sekitar lima menit.

Bila Anda ingin menikmati suasana Kota Demak dan berjalan kaki dari terminal ke Masjid Agung Demak, jarak 1,5 kilometer masih cukup masuk akal untuk ditempuh. Waktu tempuh jalan kaki dari terminal ke masjid hanya sekitar 15 menit. Cukup dekat bukan?

Selain bus, Anda juga bisa naik kereta untuk menuju Masjid Agung Demak. Bila Anda dari arah Semarang—kota besar terdekat dari Demak—silakan pilih jurusan Semarang-Brumbung. Stasiun Brumbung terletak di pinggir Kabupaten Demak, tepatnya di Kecamatan Mranggen.

Meskipun sama-sama berada di daerah Demak, Stasiun Brumbung jaraknya terbilang cukup jauh dari Masjid Agung Demak, yaitu sekitar 25 kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit.

Bila Anda ingin naik pesawat dari luar kota menuju masjid ini, pilihannya adalah turun di Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang. Meski berbeda kota, sebenarnya jarak dari bandara ke masjid terlalu jauh. Masih dalam hitungan menengah, mirip dengan jarak dari Stasiun Brumbung ke Masjid Agung Demak.

Jarak dari bandara ke masjid sekitar 32 kilometer, karena sudah ada tol Semarang-Demak yang memangkas jarak dan waktu tempuh. Dari bandara ke masjid agung waktu perjalanannya bisa ditempuh sekitar 50-60 menit.

Tonton video yang informatif berikut ini untuk mengetahui 8 tambahan biaya jual beli rumah yang perlu disiapkan!

Sejarah Masjid Agung Demak

Sejarah Masjid Agung Demak
Masjid Demak di waktu senja menunjukkan keindahan dan kemegahan. (Foto: brobali.com)

Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid paling bersejarah di Indonesia. Hal ini tak lepas dari pendiriannya yang melibatkan raja dan para wali. Masjid ini, bisa dikatakan sebagai masjid yang melibatkan paling banyak wali untuk merancang dan membangunnya.

Ide pembangunan masjid dan pembangunan masjid ini menurut gambar yang diberikan oleh Raden Patah, Sultan Demak waktu itu, diperkirakan pada tahun 1401 Saka. Hal ini merupakan terjemahan dari gambar bulus atau kura-kura.

Menurut para sejarawan, dalam penanggalan Jawa kuno, bulus melambangkan angka 1401. Kepala dari bulus melambangkan angka satu, kaki bulus yang berjumlah empat melambangkan angka empat, badan bulus melambangkan angka nol, dan  ekor bulus melambangkan angka satu.

Bila menilik dari penanggalan 1401 Saka, pendirian masjid ini berarti sekitar 1479 Masehi. Artinya, masjid ini umurnya sudah mendekati 550 tahun. Sudah sangat tua dan melalui berbagai perubahan zaman.

Salah satu hal paling menarik dari pendirian masjid ini adalah empat soko guru atau tiangnya didirikan oleh empat wali. Tiang di sisi barat laut didirikan Sunan Bonang, di barat daya karya Sunan Gunung Jati, di bagian tenggara buatan Sunan Ampel, dan yang berdiri di timur laut karya Sunan Kalijaga Demak.

Masyarakat menamakan tiang buatan Sunan Kalijaga ini sebagai Soko Tatal. Disebut Soko Tatal, karena tiang tersebut dibuat dari tatal alias potongan-potongan kayu. Bukan dari kayu utuh seperti tiga tiang lainnya.

Masyarakat menganggap hal tersebut bisa terjadi karena kesaktian Sunan Kalijaga. Terlepas dari benar atau tidaknya anggapan tersebut, yang pasti Sunan Kalijaga adalah sosok yang punya pemikiran, kemampuan, dan keahlian di bidang arsitektur. Nyatanya, dengan potongan kayu bekas pun bisa membuat tiang utama sebuah masjid.

Menilik karya arsitektur modern, karya Sunan Kalijaga tersebut sudah bisa dimasukkan sebagai karya avant-garde. Karya yang melampaui zamannya. Di era modern sekarang, apa yang dilakukan Sunan Kalijaga mirip dengan beberapa orang yang membuat tiang rumah dari sampah.  Hebatnya, Sunan Kalijaga sudah melakukannya lebih dari lima abad lalu.

Tidak terlalu jelas proses penyelesaian dari masjid tersebut. Apakah dimulai pada 1479 dan selesai pada tahun yang sama atau hanya dimulainya pembangunan saja pada 1479. Satu hal yang pasti, masjid ini termasuk masjid tertua dan terpenting dalam penyebaran Islam, khususnya di Pulau Jawa.

Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.

Arsitektur Masjid Agung Demak

Arsitektur Masjid Agung Demak
Arsitektur bagian dalam Masjid Demak yang tetap kokoh meskipun berusia ratusan tahun.  (Foto: Kompas.tv)

Berbicara mengenai arsitektur Masjid Agung Demak, rasanya tak ada habisnya. Namun,  ada beberapa bagian yang paling menarik dari masjid ini. Dua hal yang paling sering dibahas adalah atap tiga susun dan kedua adalah  tiang penopangnya.

Menurut pendapat para ahli, atap piramida tiga susun ini mewakili nilai akidah Islam yang terdiri dari Iman, Islam, dan Ihsan. Namun, ada juga yang menafsirkan atap tiga susun terebut merupakan trilogi tasawuf, yaitu syariat, tarikat, dan hakikat.

Terlepas dari tafsir mana yang lebih tepat, sususan atap tiga susun ini memberikan sirkulasi udara dan sirkulasi cahaya yang baik ke bagian dalam masjid. Hasilnya, suasanya di dalam masjid selalu sejuk dan terang.

Penggunaan jendela dan pintu berukuran lebar juga membantu sirkulasi udara dan cahaya ke dalam ruangan masjid. Ruangan di dalam dan di luar masjid selalu nyaman digunakan untuk para jamaah.

Sejak awal masjid ini dibangun juga sudah didirikan kolam wudu untuk para jamaah. Dari awal masjid ini memang sudah dipikirkan secara matang fungsi-fungsi yang memudahkan dan membuat nyaman jamaah.

Kolam wudu tersebut juga masih ada sampai sekarang, tapi sudah tidak digunakan lagi. Kolam wudu tersebut sudah  dijadikan situs sejarah yang dibatasi dengan pagar agar tetap terjaga keasliannya.

Fasilitas Dan Kegiatan Masjid Agung Demak

Fasilitas dan Kegiatan Masjid Agung Demak
Beranda Masjid Agung Demak yang luas jadi tempat untuk bersantai para jamaah dan peziarah. (Foto: commons.wikipedia.org)

Sebagai masjid dengan usia ratusan tahun, fasilitas di masjid ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan masjid modern yang dibangun di abad XXI. Struktur bangunan utama masjid ini tidak mungkin diubah, karena merupakan masjid sekaligus bangunan cagar budaya.

Saat memasuki bangunan masjid, Anda akan disambut dengan serambi masjid yang luas. Serambi ini jadi area favorit pengunjung. Bukan sekadar untuk salat, serambi ini digunakan juga oleh banyak orang untuk istirahat dan berinteraksi dengan jamaah lainnya.

Serambi ini punya arti penting bagi jamaah yang berkunjung ke Masjid Agung Demak. Sebab, banyak jamaah yang datang dari luar kota yang ingin berziarah di kompleks makam masjid. Serambi ini biasa dijadikan tempat tidur sejenak untuk melepas lelah.

Setelah melewati serambi, Anda akan bertemu dengan ruang salat utama di masjid ini. Meskipun masjid lama, tapi semuanya masih terawat dan selalu bersih. Nyaman untuk digunakan salat.

Di bagian dalam ruang salat utama, dindingnya dihiasi kaca patri warna-warni yang menambah keindahan masjid ini. Kaca patri ini juga yang membuat masjid selalu terang di siang hari, karena cahaya masuk dari deretan jendela kaca patri.

Meskipun masjid masih bangunan lama, tapi beberapa fasilitas pendukungnya sudah diperbarui. Tempat wudu di masjid ini sudah dibuat modern dan bagus. Batu granit melapisi tembok tempat wudu dan terlihat elegan.

Parkiran di masjid ini juga terbilang cukup luas. Bisa menampung ratusan mobil. Bila melihat foto dari udara, luas kompleks masjid ini memang cukup luas. Sekitar setengah dari luas Alun-alun Simpang Enam Demak.

Kegiatan di masjid ini sangat beragam dan suasanya selalu hidup setiap hari. Hal ini tak  lepas dari status masjid yang jadi salah satu tujuan wisata religi paling terkenal di Jawa, bahkan di Indonesia.

Kegiatan di masjid ini pun tertata dengan sangat baik. Salah lima waktu sudah pasti diadakan di tempat ini. Selain itu, bulan Ramadan jadi bulan paling ramai seperti umumnya seluruh masjid di Indonesia.

Ada yang unik untuk menyambut datangnya Ramadan di Masjid Demak, yaitu adanya tradisi Megengan. Acara ini biasanya diadakan sehari sebelum memasuki Ramadan. Akan ada aneka pertunjukan di acara Megengan seperti aneka tarian dan atraksi budaya di depan Masjid Agung.

Bila Anda ingin merasakan kemeriahan Masjid Agung Demak, datangnlah di bulan Ramadan. Setiap hari orang salat, khususnya tarawih selalu membludak. Banyak juga yang melakukan iktikaf di masjid ini setiap malam.

Bila Anda berniat iktikaf di masjid ini tak perlu khawatir soal buka puasa dan sahur. Di masjid ini tersedia hidangan buka dan sahur. Bila ingin mencoba hidangan khas Demak, di seputar masjid juga terdapat banyak penjual hidangan daerah tersebut.

Di awal Syawal, tentu saja masjid juga mengadakan Salat Idul Fitri. Sudah pasti jamaahnya membludak. Kemeriahannya akan terasa istimewa, yang mungkin tidak didapatkan di masjid lain.

Itulah penjelasan mengenai lokasi, sejarah, arsitektur, fasilitas, dan berbagai kegiatan di Masjid Agung Demak. Bagi Anda umat muslim, sesekali kunjungi dan beribadahlah di masjid ini. Masjid Demak juga terbuka untuk kunjungan umat beragama lain. Syaratnya harus berpakaian sopan dan menutup aurat saat berkunjung ke masjid ini.

Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles