Sebelum Masjid Istiqlal didirikan pada tahun 1978, Masjid Agung Al Azhar merupakan masjid terbesar di Indonesia. Masjid modern pertama di Indonesia ini ternyata memiliki fasilitas yang menawan.
Pada tahun 1967, Masjid Al Azhar sudah mulai membangun lembaga pendidikan formal, mulai dari TK Islam Al Azhar, SDI Al Azhar, SMPI Al Azhar, SMAI Al Azhar, hingga Universitas Al Azhar Indonesia. Di tahun tersebut, bahkan Masjid Istiqlal belum berdiri.
Seiring waktu, Masjid Agung Al Azhar menjelma menjadi sebuah lembaga penting yang menaungi gerakan keilmuan Islam di Indonesia. Fasilitas dan aktivitas di masjid ini juga terus berkembang.
Mau punya rumah di Jakarta Selatan dan sekitarnya dengan harga terjangkau dan cocok untuk pasangan muda? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp1 miliar di sini!
Lokasi Masjid Agung Al Azhar

Masjid Agung Al Azhar berada di Kebayoran Baru, Kota Administrasi Jakarta Selatan. Tepatnya ada di Jalan Sisingamangaraja No.1, RT. 2, RW. 1, Selong Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan.
Ingin tahu bagaimana caranya sampai ke Masjid Agung Al Azhar di Jakarta Selatan, Indonesia?
Ada banyak moda transportasi untuk menuju Masjid Azhar. Anda bisa naik Transjakarta koridor 1 dan turun di halte yang letaknya persis di depan masjid ini, yaitu halte Masjid Agung. Selain itu juga bisa naik MRT dan turun di halte yang sama, yaitu halte MRT Masjid Agung.
Selain MRT dan Transjakarta, juga bisa dijangkau menggunakan bus umum. Ini moda transportasi yang sudah ada sejak dulu kala, sebelum MRT dan Transjakarta ada. Salah satu jenis bus yang bisa Anda coba adalah bus listrik jurusan Senen-Blok M. Bis ini nyaman dan nyaris tanpa suara. Anda bisa turun tepat di depan masjid ini.
Bila Anda naik kereta atau commuter line, tidak bisa langsung ke lokasi. Harus disambung dengan transportasi umum lainnya. Cara termudah menuju Masjid Agung Al Azhar di jalur kereta adalah turun di Stasiun Sudirman.
Setelah turun Stasiun Sudirman, Anda bisa naik bus yang menuju Blok M. Semu bus yang menuju Blok M dari Stasiun Sudirman seperti Trans Jakarta Koridor 1 maupun bus listrik P1 akan melewati masjid ini.
Dari terminal Blok M juga bisa dijangkau dengan jalan kaki melewati trotoar yang lebar dan nyaman. Jarak dari Terminal Blok M ke masjid ini hanya sekitar satu kilometer. Sambil jalan ke Masjid Al Azhar Anda bisa menikmati keindahan kawasan Blok M Jakarta.
Tonton video yang informatif berikut ini untuk mengetahui 8 tambahan biaya jual beli rumah yang perlu disiapkan!
Sejarah Masjid Agung Al Azhar

Masjid Agung Al Azhar Jakarta sebelumnya bernama Masjid Agung Kebayoran Baru, yang didirikan pada tanggal 19 November 1953 dan selesai dibangun pada tahun 1958. Masjid Agung Al Azhar didirikan atas prakarsa sejumlah tokoh Partai Masyumi.
Masjid ini berganti nama dari Masjid Agung Kebayoran Baru menjadi Masjid Agung Al Azhar pada tahun 1960. Saat itu, Rektor Universitas Al Azhar Mesir Prof. Dr. Mahmoud Syaltout melakukan kunjungan ke masjid ini serta memberikan kuliah umum kepada jamaah masjid. Dalam kunjungan tersebut, dia juga mengganti nama masjid ini menjadi Al Azhar.
Gagasan untuk membangun masjid dan sekolah di Kebayoran Baru diprakarsai oleh 14 orang tokoh muslim. Kemudian pada tanggal 7 April 1952, atas anjuran Menteri Sosial Indonesia Sjamsuddin Sutan Makmur, mereka mendirikan Yayasan Pesantren Islam yang akan menaungi masjid dan sekolah.
Kementerian Agama menyediakan sebagian dana untuk mendukung pembangunan, sementara Gubernur Jakarta Sjamsuridjal menyumbangkan tanah seluas empat hektar di pinggiran Kebayoran Baru.Buya Hamka, seorang ulama Indonesia dan aktivis Islam, menyarankan agar sebuah masjid dibangun terlebih dahulu ketimbang sekolah.
Atas dasar itu, pembangunan masjid dimulai pada tanggal 19 November 1953 dan selesai pada tahun 1958. Pada saat penyelesaiannya, masjid ini menjadi yang terbesar di Jakarta, sebelum dikalahkan oleh Masjid Istiqlal.
Awalnya panitia pembangunan menunggu presiden Soekarno menggunting pita sebagai tanda dibukanya masjid secara resmi. Namun, Hamka membujuk panitia untuk tak menunggu presiden dan mulai mengadakan salat berjamaah di sana, termasuk salat Jumat. Kemudian pada tahun 1959, Hamka diminta menjadi imam besar masjid.
Pada tahun 1960, Imam Besar Al Azhar Syekh Mahmud Syaltut, dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia, mengusulkan agar masjidd ini dinamai dengan Masjid Al Azhar sebagai pengakuan atas peran dan ketokohan Hamka. Di bawah kepemimpinan Hamka, Masjid Al Azhar menjadi pusat dakwah dan kebangkitan umat Muslim.
Pada tahun 1967, sebuah taman kanak-kanak didirikan di dekat area kompleks masjid ini. Amal usaha pendidikan Al Azhar berkembang hingga mendirikan Universitas Al Azhar Indonesia pada tahun 2000.
Kemudian pada 19 Agustus 1993, oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masjid ini ditetapkan sebagai salah satu dari 18 situs tapak sejarah perkembangan kota Jakarta dan cagar budaya nasional. Masjid Agung Al Azhar mendapatkan perlindungan sebagai Cagar Budaya Nasional.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.
Arsitektur Masjid Agung Al Azhar

Bangunan Masjid Agung Al Azhar Jakarta dibuat dengan memadukan arsitektur Masjid Hij’ di Saudi Arabia, dan Masjid Qibtiyah di Mesir. Masjid ini dirancang untuk menampung fungsi-fungsi masjid sebagai pusat kegiatan dakwah dan sosial, termasuk pernikahan dan kegiatan sosial lainnya. Para pendirinya ingin agar masjid kembali pada fungsi awalnya sebagai pusat peradaban dan kegiatan umat.
Pemilihan warna putih yang mendominasi eksterior masjid memberikan kesan suci dan agung. Sejumlah anak tangga yang harus ditapaki terlebih dahulu sebelum mencapai pintu masuk menambah kesan anggun. Kesederhanaan bentuk dan ornamen tidak mengurangi kemegahan masjid ini.
Terdapat juga sebuah kubah besar yang berwarna putih. Kubah tersebut akan mengingatkan Anda dengan kubah yang berada di Taj Mahal, India. Masjid ini dari kejauhan terlihat megah dan kokoh.
Dari desain interiornya, bagian dalam masjid ini banyak menggunakan ornament lengkung, baik dari tiang maupun jendelanya. Konstruksi ini menjadi ciri khas konstruksi era 1950-1960-an.
Fasilitas Dan Kegiatan Masjid Agung Al Azhar

Sebagai masjid yang menjadi sentra pendidikan, Masjid Al Azhar dilengkapi segudang fasilitas, diantaranya: sarana ibadah, tempat wudu, kamar mandi, pembangkit listrik/genset, sound system dan multimedia, dan penyejuk udara. Masjid ini juga memiliki fasilitas kantor sekretariat, perpustakaan, aula serba guna, ruang belajar, tempat penitipan alas kaki, taman, dan lahan parkir.
Masjid yang kini berada satu kompleks dengan sarana pendidikan–mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga universitas yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar–tersebut masih mempertahankan bentuk bangunan yang lama.
Uniknya, bentuk bangunan dan ornamen yang ada sama sekali tidak terlihat usang atau kuno. Di samping karena perawatan yang intensif, hal ini memperlihatkan betapa visionernya para perancang bangunan masjid ini di awal pendiriannya.
Secara keseluruhan, bangunan masjid terdiri dari dua lantai. Lantai bawah adalah ruang serbaguna yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan atau resepsi pernikahan. Ruang utama masjid terdapat di lantai dua.
Keseluruhan masjid disapu dengan warna putih bersih yang menyimbolkan kesucian. Tidak banyak detail ornamen terlihat di sekeliling bangunan. Meskipun demikian, tangga di empat penjuru masjid menjadikannya terlihat megah.
Memasuki ruang utama shalat, kesan yang sangat berbeda dengan bangunan luar yang minimalis akan terasa. Detail ornamen lukisan kaligrafi berbagai warna menghiasi keseluruhan bangunan. Jendela-jendela kayu tinggi yang mengitari dinding ruangan pun menjadi satu kesatuan membentuk sebuah desain yang indah.
Di sisi dalam kubah terlihat lukisan kaligrafi. Lafaz Allah berada di bagian puncaknya, dikelilingi oleh 99 Asma’ul Husna. Jendela-jendela kecil juga terlihat mengelilingi bagian kubah, memberikan pencahayaan alamiah ke dalam masjid.
Bangunan Masjid Al Azhar yang tampak sederhana tersebut sepertinya tidak kehilangan pamor di antara gedung tinggi Universitas Al Azhar dan SD, SMP, serta SMA di sisi lainnya. Tak dapat dimungkiri, bangunan masjid itulah yang hingga kini menjadi ikon nama besar Al Azhar yang memiliki banyak cabang sekolah di seluruh Indonesia.
Dulu, kegiatan ibadah dan dakwah di Masjid Agung Al Azhar hanya diikuti oleh masyarakat di sekitar kawasan Kebayoran Baru saja. Namun, saat ini jama’ah Masjid Agung Al Azhar datang dari berbagai lapisan masyarakat, bukan hanya mereka yang tinggal di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tetapi juga dari luar daerah Jakarta Selatan seperti Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, dan lain-lain.
Di kompleks Masjid Agung Al Azhar kini terdapat lebih dari 25 kegiatan dengan beragam bentuk dan corak aktivitas, seperti pengajian agama, majelis taklim, diskusi, ceramah umum, kursus, pelayanan jenazah, pelayanan kesehatan, bimbingan perjalanan haji dan umrah, pencak silat, madrasah diniyah, pendidikan, hingga layanan pemakaman Islam.
Kegiatan yang sudah mentradisi di masjid ini tentu saja adalah kuliah subuh, pegajian hari Ahad, dan kuliah Ramadan yang sudah terkenal sejak masa Buya Hamka. Selain itu ada kegiatan majelis taklim, kursus kader mubaligh, studi islam, kursus bahasa dan dakwah. Kegiatan ini bisa diikuti oleh seluruh masyarakat.
Ada juga kegiatan untuk remaja di masjid ini yang ditangani oleh Youth Islamic Study Club (YISC). Saat Ramadan, takmir masjid juga menggelar pesantren kilat untuk anak-anak dan remaja.
Selama Ramadan, Masjid Agung Al Azhar sudah menyusun berbagai kegiatan keislaman baik yang rutin maupun nonrutin. Kegiatan rutin berlangsung mulai dari salat lima waktu hingga salat tarawih.
Kegiatan nonrutin yang diadakan di bulan Ramadan antara lain bazar Ramadan di lapangan parkir utara dan kampung Ramadan di lapangan hijau Masjid Agung Al Azhar. Acara buka puasa untuk anak-anak yatim dan duafa digelar di Aula Buya Hamka.
Itulah penjelasan mengenai lokasi, sejarah, arsitektur, fasilitas, dan berbagai kegiatan di Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan. Bagi Anda umat muslim, sesekali kunjungi dan beribadahlah di masjid ini.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah