Sebagai Ibukota Provinsi Bali, Kota Denpasar mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam pemulihan banyak sektor pasca pandemi. Utamanya di sektor pariwisata, yang kemudian diikuti oleh sektor lainnya termasuk sektor properti. Data terkini yang dirilis Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) menunjukkan bahwa indeks harga rumah di Denpasar mengalami perlambatan.

Menilik sejarahnya seperti dijelaskan dalam resmi Kota Denpasar, Kota Denpasar didirikan oleh I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang merupakan keturunan dari Puri Pemecutan. Nama Denpasar muncul pada saat wilayah yang dahulunya disebut sebagai wilayah Badung ini dipimpin oleh dua kerajaan yaitu Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya.
Menurut peneliti sejarah Kota Denpasar yang juga Guru Besar Sejarah Fakultas Sastra Unud, AA Bagus Wirawan, di saat itu terdapat dua puri yang menandakan adanya dua pemerintahan yaitu Puri Alang Badung dan Puri Pemecutan.
Kedua pemerintahan tersebut sebenarnya dipimpin oleh keturunan yang sama, yaitu Kyai Jambe Pula. Pembagian dari keduanya pun cukup jelas, dengan wilayah barat Tukad Badung yang dikontrol oleh Puri Pemecutan, sedangkan sebelah timur Tukad Badung pimpin oleh Puri Jambe Ksatrya.
Berdasarkan geografinya, Denpasar merupakan kota terbesar di Kepulauan Nusa Tenggara dan kota terbesar kedua di wilayah Indonesia Timur setelah Kota Makassar. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di provinsi Bali.
Tak pelak, pemerintah mempersiapkan tiga kota yaitu Medan, Denpasar, dan Makassar sebagai kota metropolitan baru. Tata ruang tiga kota itu masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Perpres 45/2011). Demikian seperti dilansir dari Wikipedia.
Indeks Harga Properti di Denpasar VS Bali
Data Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) membandingkan secara spesifik terkait tren indeks harga properti di Bali dan Denpasar. Hasilnya, baik harga properti di Bali maupun Denpasar sama-sama mengalami perlambatan dalam kurun waktu kuartalan.
Pada Q3 2021, indeks harga properti di Bali mencapai 104,4 atau naik tipis sebanyak 0,6 persen dibandingkan Q2 2021 yang meraih indeks 103,8 (QoQ). Pencapaian indeks di kuartal ini menyamai kedudukan indeks di Q1 2021.
Sedangkan secara tahunan, indeks harga properti di Bali tumbuh sebesar 2,4 persen pada Q3 2021. Kenaikan terjadi lantaran perolehan indeks di kuartal yang sama tahun sebelumnya yakni Q3 2020 berada di level lebih rendah dengan indeks 101,9 (YoY).
Untuk indeks harga properti di Denpasar, RIPMI mencatat adanya kenaikan tipis secara QoQ pada Q3 2021. Dimana perolehan indeks di Q3 2021 mencapai 95,5 atau tumbuh 0,9 poin dibandingkan kuartal sebelumnya yakni Q2 2021 yang meraih indeks 94,6.
Dalam periode tahunan, indeks harga properti di Denpasar pada Q3 2021 terkoreksi sebesar -3 persen. Hal ini lantaran perolehan indeks di Q3 2021 sebesar 95,5 tak mampu menyaingi capaian indeks di Q3 2020 yang meraih 98,4 (YoY).
Indeks Suplai Properti di Denpasar VS Bali
Beralih ke tren suplai, data yang disajikan Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) mengungkapkan bahwa indeks suplai properti di Denpasar dan Bali melaju positif baik secara kuartalan maupun tahunan.
Pada Q3 2021, indeks suplai properti di Bali mencapai 331,8 atau meningkat sebanyak 19,1 persen dibandingkan indeks di Q2 2021 sebesar 278,5 (QoQ). Besaran persentase kenaikan ini mengindikasikan bahwa penyediaan suplai properti di Bali tetap stabil meski kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kerumunan Masyarakat (PPKM) yang berlaku di Jawa – Bali tidak memberikan dampak negatif.
Dalam periode tahunan, indeks suplai properti di Bali bahkan meningkat tajam sebesar 61 persen pada Q3 2021. Hal ini disebabkan karena perolehan indeks suplai properti di Q3 2021 jauh lebih tinggi dibandingkan indeks di Q3 2020 yang mencapai 206,1 (YoY).
Meningkatnya indeks pasokan juga berlaku di Kota Denpasar. Pada Q3 2021, indeks suplai properti di Denpasar menguat sebesar 17,5 persen dengan perolehan indeks 200,1. Sementara pada kuartal sebelumnya atau Q2 2021 indeks berada di angka 170,3 (QoQ).
Kenaikan suplai secara drastis juga terjadi dalam periode tahunan. Dimana pada Q3 2021, indeks suplai properti di Denpasar terkoreksi positif sebesar 39,6 persen, lantaran capaian indeks di Q3 2020 hanya mampu bertahan di angka 143,4 (YoY).
Indeks Harga Rumah di Denpasar dan Suplai Sepanjang Q3 2021
Performa harga rumah di Denpasar pada Q3 2021 boleh jadi tak sebagus capaian di kuartal-kuartal sebelumnya. Dimana perolehan indeks di kuartal ini sebesar 93,6 tak berubah satu poin pun dibandingkan kuartal sebelumnya yakni Q2 2021. Sehingga secara QoQ tidak ada persentase kenaikan atau 0%.
Namun secara tahunan, indeks harga rumah di Denpasar turun sebanyak -3,8 persen pada Q3 2021. Pasalnya, capaian indeks di Q3 2021 tak mampu melebihi perolehan indeks di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q3 2020 yang meraih 97,3 (YoY).
Melambatnya indeks harga rumah di Denpasar kemungkinan merupakan refleksi atas penurunan daya beli masyarakat terhadap hunian. Diketahui, pandemi telah membawa perubahan perilaku masyarakat terkait proses pembelian rumah sehingga penjual/pengembang juga melakukan penyesuaian harga agar iklim daya beli tetap terjaga.
Dari sisi suplai, sejalan dengan tren yang terjadi pada indeks suplai properti di Denpasar, terungkap bahwa indeks suplai rumah di Denpasar turut menguat secara kuartalan maupun tahunan. Dimana pada Q3 2021, indeks suplai rumah di Denpasar naik 17,9 persen dibandingkan Q2 2021 (QoQ).
Sedangkan dalam periode tahunan, indeks indeks suplai rumah di Denpasar meningkat tajam sebanyak 40,8 persen. Pada Q3 2021, indeks suplai rumah mencapai 200,8 atau jauh lebih tinggi dibandingkan perolehan indeks di Q3 2020 yang meraih 142,6 (YoY).
Suplai yang meningkat bisa menjadi sinyal pemulihan komitmen pengembang terhadap penyediaan pasokan rumah di Denpasar. Di lain sisi, harga rumah di Denpasar relatif bervariasi bergantung pada lokasi dan fasilitas sekitar. Lantas, apa saja pilihannya?
1. Harga Rumah di Denpasar Rp500 Jutaan
Taman Residence bisa jadi pilihan bagi masyarakat yang mengincar harga rumah di Denpasar mulai Rp500 juta. Harga itu sepadan untuk bisa menghuni unit tipe 60m2 dengan dua kamar tidur. Berlokasi di Jalan Kertanegara Ubung, jarak dari perumahan dengan Bandara Ngurah Rai terpaut 30 menit berkendara.
2. Harga Rumah di Denpasar Rp600 Jutaan
Selanjutnya ada Sesetan Residence yang bisa jadi opsi bagi pencari hunian dengan harga rumah di Denpasar Rp600 jutaan. Berada di kawasan Sesetan, perumahan ini menyediakan unit tipe 55m2 dengan spesifikasi dua kamar tidur.
3. Harga Rumah di Denpasar Rp750 Jutaan
Untuk harga rumah di Denpasar Rp750 jutaan bisa membidik Denpasar Junction. Berlokasi di Jalan Teuku Umar, rumah tipe 55m2 dengan dua kamar tidur di sini dipasarkan Rp787 juta. Untuk fasilitas, pengembang hanya melengkapi keamanan 24 jam.
4. Harga Rumah di Denpasar Rp1 Miliar
Perumahan Djayanta Residence menawarkan harga rumah di Denpasar Rp1 miliaran untuk unit tipe tiga kamar tidur. Tersedia hanya 29 unit, perumahan berkonsep semi villa ini punya fasilitas arena bermain dan keamanan 24 jam.
5. Harga Rumah di Denpasar Rp1,5 Miliar
Puri Gading menawarkan rumah tipe 100/113 dengan harga Rp1,8 miliaran. Berada di kawasan Ungasan, perumahan ini dilengkapi kolam renang, club house, gym, ruang serbaguna, taman bermain anak, dan taman lansekap.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah