Balai Kota Surabaya yang menjadi kantor pusat Pemerintah Kota Surabaya sekaligus kediaman wali kota, merupakan warisan budaya. Keberadaan Taman Surya yang berada di halaman Balai Kota juga turut memberi warna baru bagi gedung bersejarah ini.
Lokasi Balai Kota Surabaya
Dari jalan raya, kawasan Balai Kota Surabaya nampak indah dengan ornament-ornamen yang menghiasinya. (Foto: detik.com)
Balai Kota ini berada di Jl. Walikota Mustajab No.59, Ketabang, Kec. Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Di gedung inilah Wali Kota Surabaya menjalankan tugasnya. Dan sebagai kantor pusat Pemerintah Kota Surabaya, berbagai layanan administrasi dijalankan dari sini.
Dari hari Senin sampai Jumat, Balai Kota difungsikan untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah kota. Namun begitu masuk akhir pekan, tepatnya Jumat hingga Minggu, kompleks balai kota juga dijadikan destinasi wisata heritage, terutama untuk menarik wisatawan yang datang dari luar Surabaya.
Bagi para wisatawan yang tertarik untuk mengeksplorasi Balai Kota bisa mengikuti layanan tour dari travel agent atau menghubungi Tourist Information Center (TIC).
Balai Kota ini dilengkapi fasilitas yang cukup memadai guna menyambut para turis, seperti area parkir yang luas, taman yang indah, toilet, mushola, dan lain sebagainya.
Beragam aktivitas di sekitar gedung balai kota juga terbilang ramai. Maklum saja, kawasan Jalan Wali Kota Mustajab menjadi salah satu sudut jantung Kota Surabaya. Selain gedung-gedung perkantoran, tidak jauh dari sini cukup banyak terdapat restoran yang bisa dijadikan ajang wisata kuliner.
Sejarah Balai Kota Surabaya
Dirancang oleh arsitek asli Belanda G.C. Citroen, Balai Kota Surabaya cukup lekat dalam perjalanan sejarah Kota Surabaya. (Foto:pinterest.de)
Balai Kota Surabaya baru berdiri di masa pemerintahan G. J. Dijkerman, Wali Kota Surabaya yang kedua. Sebelumnya, Surabaya berubah status dari bagian karesidenan Pemerintah Gemeente menjadi Resort Gemeente pada 1 April 1906, belum memiliki balai kota.
Pada tahun 1916, tongkat komando Wali Kota Surabaya pertama dipegang oleh A. Meyroos yang menjabat hingga tahun 1921. Sejak berubah status hingga dipimpin oleh Meyroos, Surabaya belum memiliki balai kota.
Pada masa pemerintahan A. Meyroos, seorang arsitek berkebangsaan Belanda, G. C. Citroen pernah mengajukan desain bangunan balai kota yang ditujukan sebagai kantor pemerintahan. Ketika itu, lokasi yang dipilih adalah di depan Tugu Pahlawan. Namun, disebabkan masalah biaya, harapan Citroen akhirnya pupus dan tak bisa diwujudkan.
Setelah Dijkermann menggantikan Meyroos, rencana membangun gedung balai kota dihidupkan kembali. Karena ada perubahan lokasi, Citroen pun membuat desain balai kota yang baru sebagai penyesuaian. Lokasi yang disediakan adalah di daerah Ketabang, tempat Balai Kota berdiri hingga kini.
Dijkerman membangun gedung Balai Kota dalam dua tahap, yaitu rancangan pertama pada 1915-1917 dan rancangan kedua pada 1920. Pada 1925, gedung utama Balai Kota Surabaya pun selesai lalu secara resmi dioperasikan pada 1927. Pembangunan balai kota ini memakan biaya sekitar 1.000 gulden.
Atas jasanya tersebut, nama Dijkermann pernah diabadikan menjadi nama jalan, yakni Dijkermannstraat (sekarang Jalan Yos Sudarso).
Yang istimewa, Balai Kota ini juga pernah menjadi tempat untuk menyambut Ratu Juliana dan Pangeran Bernhardfeesten pada bulan Januari 1937. Ketika itu, pasangan nomor satu negeri Belanda tersebut tengah melakukan kunjungan ke Surabaya.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.
Arsitektur Bangunan Balai Kota Surabaya
Dari awal pembangunan, gaya arsitektur Balai Kota Surabaya tidak banyak berubah. (Foto: akun Twitter @SapawargaSby)
G.C. Citroen merancang gedung Balai Kota mengikuti gaya neo-klasik yang mencitrakan tampak dan denah yang simetris. Hal ini untuk memberi kesan formal dan wibawa.
Selain itu, Citroen juga memadukan gaya arsitektur vernacular Belanda yang direpresentasikan lewat menara di kedua sisi pintu masuk. Menara memang menjadi ciri khas gaya arsitektur vernacular Belanda.
Bangunan berlantai dua dengan panjang 102 meter dan lebar 19 meter ini adalah salah satu karya besar arsitektur kolonial Belanda di Indonesia. Kecerdasan Citroen dan pemahaman terhadap iklim tropis yang baik membuat Balai Kota menjadi bangunan megah yang ramah lingkungan.
Meski berkebangsaan Belanda, Citroen tidak melupakan karakter iklim tropis ketika merencanakan pembangunan gedung Balai Kota. Penyesuaian terhadap iklim tropis menghasilkan bentuk-bentuk yang khas dan tetap fungsional. Bentuk-bentuk khas inilah yang menjadi pembeda balai kota dengan desain bangunan di negara Belanda.
Tampak muka Balai Kota Surabaya dirancang menghadap selatan untuk menghindari sengatan matahari secara langsung. Hal itu dimaksudkan agar di dalam gedung tetap terasa teduh.
Untuk bagian atap, didesain bentuk atap pelana bertumpuk dari bahan sirap (sudah diganti dengan genteng) dengan ventilasi sehingga udara dapat mengalir ke dalam bangunan. Aliran udara inilah yang kemudian menghadirkan hawa sejuk ke seluruh sudut ruangan Balai Kota.
Satu lagi, di bagian belakang gedung utama Balai Kota Surabaya terdapat bungker yang tertutup pintu besi. Bungker berukuran panjang 7 m, lebar 4 m, dan tinggi sekitar 3 m ini memiliki dua lorong dengan ukuran 1 m x 1 m.
Lorong sebelah timur menuju rumah dinas wali kota, sedangkan lorong sebelah barat menuju halaman depan gedung balai kota. Namun menurut pendapat lain, bungker tersebut merupakan sebuah saluran air bawah tanah.
Taman Surya Di Balai Kota Surabaya
Pesona Taman Surya Balai Kota Surabaya yang kekinian menjadi magnet untuk menarik warga dan wisatawan. (Foto: bappeko.surabaya.go.id)
Seperti ada yang kurang jika mampir ke Balai Kota Surabaya tanpa sempat menikmati tamannya. Taman Surya Balai Kota Surabaya, begitu sebutannya, merupakan taman resmi pemerintah kota. Taman ini sering kali menjadi lokasi untuk menerima tamu penting, upacara resmi, dan kegiatan lainnya.
Tampilan Taman Surya Balai Kota boleh dibilang sangat kekinian. Berhias pepohonan yang rimbun serta bunga warna-warni, terutama anggrek yang cantik, membuat siapapun betah untuk berlama-lama memandanginya.
Air mancur di tengah taman semakin menambah nuansa sejuk. Ditambah lagi dengan adanya taman air yang ramai oleh keseruan anak-anak.
Pada pagi hari, banyak yang berolahraga atau rekreasi di Taman Surya. Sementara di malam harinya juga tidak kalah ramai karena banyak yang memilih hang out di taman ini.
Ya, permainan lighting di Taman Surya Balai Kota menambah kesan yang Instagramable. Tak heran jika banyak yang ber-selfie ria di kompleks Balai Kota yang memang aesthetic ini.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah