Download Aplikasi Rumah247

Balai Kota Malang: Arsitektur, Sejarah, Dan Di Masa Sekarang

Balai Kota Malang bukan sekadar kantor pemerintahan saja, tapi juga tentang keindahan arsitektur masa lampau dan jejak sejarah. Tersimpan kisah menarik di balik kemegahan gedung peninggalan zaman kolonial ini.

Keberadaan Balai Kota ini memang menarik perhatian, terutama bagi wisatawan yang bertandang ke Kota Malang. Selain memiliki gaya arsitektur yang klasik dan unik, Balai Kota Malang terletak di kawasan jantung kota. Tak heran jika gedung ini kemudian menjadi salah satu ikon Kota Malang.

Balai Kota Malang adalah gedung yang menjadi pusat pemerintahan sekaligus tempat berkantornya Wali Kota Malang yang diresmi digunakan sejak tahun 1929 silam. Sebagai peninggalan zaman Belanda dengan arsitektur yang masih asli, Balai Kota Malang pun ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada 12 Desember 2018.

Mau punya rumah di Malang dan sekitarnya dengan harga terjangkau dan cocok untuk pasangan muda? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp400 jutaan di sini!

Kemegahan Balai Kota Malang sangat mencolok jika dilihat dari jalan. Dan mungkin perlu Anda ketahui bahwa balai kota ini bukan sekadar gedung pemerintahan, tapi juga menyimpan rekam jejak sejarah, termasuk gaya arsitekturnya yang unik.

Lokasi Balai Kota Malang

Lokasi Balai Kota Malang
Melalui pantauan drone, kawasan Alun-alun Tugu Kota Malang nampak eksotik. Di sekitar Balai Kota Malang terlihat bangunan dengan gaya arsitektur yang senada. (Foto: otosection.com)

Balai Kota Malang terletak di Jalan Tugu 1 65119, Kota MalangJawa Timur. Di gedung inilah administrasi tata kelola Kota Malang dijalankan. Sebagai kantor pusat pemerintahan, sehari-hari Wali Kota Malang tentunya berkantor di sini.

Pada umumnya, gedung pemerintahan didesain sedemikian rupa agar nampak sedap dipandang mata. Begitu pula dengan balai kota ini, di sekelilingnya juga terdapat berbagai spot menarik yang menambah estetika pusat Kota Malang.

Persis di depan gedung Balai Kota, kita akan mendapati sebuah taman yang cukup luas dan mempesona yang bernama Taman Tugu Balai Kota Malang. Taman yang berbentuk bundar ini berisi sebuah tugu berbentuk bambu runcing yang melambangkan perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah.

Dibuat oleh Gubernur Pemerintah Hindia Belanda Jenderal Pieter Zoen Coen, Taman Tugu memiliki kolam yang menjadi alas tugu. Kolam ini dihiasi dengan bunga teratai dan ikan-ikan. Di dalam taman juga ditanami berbagai pohon yang teduh nan asri, lengkap dengan berbagai ornamen taman.

Setiap hari, banyak orang menikmati Taman Tugu Balai Kota Malang, meski sekadar berjalan kaki mengelilinginya hingga ber-selfie ria di sudut-sudut yang Instagramable. Di malam hari, taman ini penuh gemerlap lampu hias dan makin menampakkan keindahannya.

Selain taman, di samping gedung Balai Kota juga terdapat gedung DPRD Kota Malang yang menjadi kantor bagi para anggota legislatif Kota Malang. Masih di sekitar kawasan taman tugu, ada suatu kompleks yang berisi sekolah-sekolah favorit, yaitu SMAN 1, SMAN 3, dan SMAN 4.

Tepat di belakang gedung balai kota ada Taman Rekreasi Kota yang dilengkapi dengan bus tingkat untuk wisata gratis keliling kota, BUS MACYTO (Malang City Tour).

Di antara gedung Balai Kota dan Kantor DPRD, terdapat “Warung Inggil” yang dikenal sebagai tempat makan favorit bagi para wisatawan. Stasiun Kereta Api Malang pun terletak tidak jauh dari kompleks pusat pemerintahan ini.

Nah, bagi Anda yang ingin menginap di sekitar Balai Kota, tidak perlu khawatir. Di kawasan ini, Anda bisa menemui Hotel Splendeed Inn yang bergaya klasik dan Hotel Tugu yang berdesain modern.

Banyak event menarik yang biasa digelar di area Taman Tugu Balai Kota Malang. Mulai dari wisata kuliner hingga bazar dan pameran buku.

Tonton video berikut untuk mengetahui model rumah sederhana tapi indah!

 

Sejarah Balai Kota Malang

Sejarah Balai Kota Malang
Balai Kota Malang tempo dulu dengan bentuk bangunan yang masih terjaga hingga saat ini. (Foto: jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id)

Tepat tanggal 1 April 1914, Kota Malang berubah statusnya menjadi pemerintah kota. Oleh karena statusnya telah naik menjadi kota, Malang pun berhak menjalankan pemerintahannya sendiri dengan dipimpin oleh seorang wali kota. Namun, wali kota pertama baru ada lima tahun kemudian setelah perubahan status tersebut.

Wali kota pertama Kota Malang adalah H.I. Bussemaker yang menjabat pada rentang tahun 1919-1929. Meski wali kota sudah ditunjuk, namun Kota Malang masih belum memiliki kantor pusat pemerintahan.

Seiring dengan keinginan memperluas kota, ditetapkanlah sebuah lapangan yang diberi nama Lapangan J.P. Coen menjadi alun-alun kota yang selanjutnya disebut Alun-Alun Bundar karena bentuknya yang melingkar.

Setelah itu, mulai tercetus gagasan untuk mendirikan Balai Kota Malang yang terletak di sekitar Alun-Alun Bunder. Pembangunan balai kota diawali dengan sayembara rancang bangun balai kota.

Dari sayembara tersebut terpilih rancangan miliki H.F. Horn yang berasal dari Semarang. Sementara untuk rancangan interior dipercayakan kepada C. Citroen asal Surabaya.

Pembangunan Balai Kota Malang sendiri baru dilaksanakan pada tahun 1927. Memakan waktu sekitar tiga tahun, bangunan ini menghabiskan biaya sekitar 287.000 Gulden atau setara Rp22 miliar dengan kurs saat ini. Gedung Balai Kota langsung digunakan pada bulan November 1929 dengan wali kota saat itu adalah Ir. EA Voorneman.

Pecahnya Agresi Militer Belanda I

Kondisi Balai Kota Malang ketika dibakar oleh GKR sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah Belanda. (Foto: tugumalang.id)
Kondisi Balai Kota Malang ketika dibakar oleh GKR sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah Belanda. (Foto: tugumalang.id)

Agresi Militer Belanda I pecah pada tanggal 29 Juli 1947 dengan salah satu tujuannya menguasai Kota Malang. Para pejuang dan rakyat Kota Malang yang tergabung dalam Gerilyawan Rakyat Kota (GRK) kemudian membakar Balai Kota Malang sebagai simbol perlawanan.

Pembakaran Balai Kota Malang dan bangunan peninggalan Belanda lainnya menunjukkan ketidakinginan para pejuang dan rakyat Malang terhadap Belanda yang hendak kembali menguasai Kota Malang. Peristiwa tersebut dikenal dengan Malang Bumi Hangus. Nyaris seribu bangunan milik Belanda sebelumnya hangus dibakar.

Pascaperang kemerdekaan, sebagian bangunan Balai Kota Malang yang hangus terbakar dibangun kembali. Atas catatan sejarah tersebut, tidak mengherankan bila kemudian Balai Kota Malang disebut sebagai simbol Kota Malang yang istimewa.

Arsitektur Bangunan Balai Kota Malang

Arsitektur Bangunan Balai Kota Malang
Dilihat dari atas, Gedung Balai Kota Malang membentuk huruf M yang sisi kiri dan kanannya nampak simetris. (Foto: bababeli.com)

Dari segi arsitektur, Balai Kota Malang mengusung konsep yang cukup unik. Dikutip dari berbagai sumber, setidaknya ada dua konsep infrastruktur Balai Kota Malang yang sengaja dibangun dengan fungsi masing-masing.

Pertama, konsep letak dan desain bangunan yang memiliki pendingin alami. Kedua, konsep bangunan yang difungsikan sebagai benteng pertahanan.

Sejak awal, Balai Kota Malang dirancang dengan konsep dua lantai serta memiliki 13 ruangan. Tujuh ruangan berada di lantai satu (lantai bawah) dan enam ruangan lainnya di lantai atas atau lantai dua. Seluruh konstruksi gedung ini masih asli, termasuk jendela dan gerendelnya.

Seperti diketahui, zaman dulu masih belum ada pendingin ruangan elektronik alias AC (air conditioner). Untuk itulah struktur bangunan Balai Kota Malang didesain agar bisa memanfaatkan kondisi alam sekitar sebagai pendingin ruangan secara alami.

Hal ini dimungkinkan karena kala itu di bagian belakang Balai Kota Malang terdapat tanah kosong yang berdampingan langsung dengan Sungai Brantas. Hawa dingin yang berasal dari sungai kemudian diarahkan untuk masuk ke dalam gedung Balai Kota Malang.

Menggunakan kepingan papan tipis yang dibentuk miring ke bawah lalu diletakkan di atas jendela, udara yang berasal dari aliran Sungai Brantas “ditangkap” lalu masuk ke dalam ruangan aliran angin yang dibawa dari sungai Brantas.

Untuk bagian dalam gedung Balai Kota Malang, tepatnya di lantai satu, terdapat rongga-rongga di sisi timur dan barat bangunan. Fungsi rongga-rongga ini adalah menangkap udara dingin Sungai Brantas yang dialirkan melalui jendela kemudian menjaganya agar tetap berputar di dalam ruangan. Dengan begitu, kondisi di dalam Balai Kota Malang terasa sejuk.

Sementara konsep sebagai benteng pertahanan tergambarkan dari bentuk bangunan Balai Kota Malang yang menyerupai huruf “M” dengan sisi bagian kiri dan kanannya sedikit melebar. Sudut-sudut gedung ini pun terbilang simetris sehingga kesan sebagai benteng pertahanan semakin kental.

Dilansir dari beragam sumber informasi, ketinggian jendela Balai Kota Malang ternyata dirancang dengan menyesuaikan posisi menembak. Hal ini untuk memudahkan para penghuni gedung dalam melawan musuh dengan cukup menembak dari jendela.

Satu lagi, jika berada di ujung atas Balai Kota Malang, akan diperoleh pandangan yang luas sehingga mampu melihat musuh yang hendak menyerang gedung. Konsep desain sebagai benteng pertahanan dari Balai Kota Malang ini diklaim belum diketahui oleh banyak orang.

Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.

Balai Kota Malang Di Masa Sekarang Malang

Balai Kota Malang di Masa Sekarang Malang
Cyber Mall, mall di Malang yang menjadi pusat penjualan produk-produk IT terlengkap.  (Foto: cybermallmalang.com)

Waktu berjalan, zaman pun semakin berkembang, namun Balai Kota Malang masih tetap eksis dengan segala keunikan dan nilai histornya. Jika dulu dalam ruangan gedung ini terasa lapang, kini beberapa ruangan besar disekat untuk difungsikan menjadi beberapa ruangan mulai ruang sekretaris pribadi (Sespri), ruang asisten, hingga ruang rapat.

Bermacam penyesuaian di Balai Kota Malang juga dilakukan karena faktor pendukung sudah lagi tersedia, seperti rongga-rongga “penangkap” hawa dingin dari aliran Sungai Brantas. Kini, rongga-rongga tersebut sudah tak lagi berfungsi dan sebagiannya pun tertutup plafon baru.

Sementara di belakang dan sekeliling Balai Kota Malang sudah ramai dengan gedung-gedung lain yang mewarnai kawasan Alun-Alun Bundar. Akan tetapi gedung Balai Kota Malang menjadi salah satu bangunan paling penting dan masuk kategori pusaka kota (urban heritage) di Kota Malang.

Tak ayal, dengan segala keunikan yang dimiliki, Balai Kota Malang masuk dalam daftar kunjungan wajib para wisatawan. Nah, bagi Anda yang mungkin ada rencana melancong ke Malang, tentu jangan sampai terlewatkan untuk mengeksplorasi gedung Balai Kota Malang.

Dahulu, salah satu mall di Malang ini bernama Plaza Dieng. Pusat perbelanjaan ini sudah berkibar pada periode 90-an dan dikenal sebagai tempat nongkrong favorit anak-anak muda. Berselang waktu, Plaza Dieng berubah nama menjadi Dieng Computer Square dan fokus menjadi pusat penjualan produk elektronik dan komputer terbesar di Kota Malang.

Pada tahun 2015, mall di Malang yang satu ini berubah nama lagi menjadi Cyber Mall hingga saat ini. Sebagai pusat IT, di sini tersedia berbagai macam produk elektronik di sini, mulai dari perangkat komputer, laptop, hingga bermacam-macam gadget lainnya. Tak hanya itu, Anda juga akan menemukan food court, toko olahraga, dan bioskop di Cyber Mall.

Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles