Alam yang memukau, udara yang sejuk dan segar. Kolaborasi asyik untuk sebuah tempat wisata. Itulah yang ditawarkan oleh Tebing Keraton di Bandung.
Bagaimana tidak, meski letaknya tak jauh dari Kota Bandung, tapi suasananya jauh berbeda dari hiruk pikuk kota. Hutan-hutan pinus, pepohonan besar yang diselimuti oleh kabut, terhampar dengan indah dari Tebing Keraton ini. Rumah-rumah, bangunan-bangunan dan jalanan Kota Bandung pun terlihat dari tebing ini.
Berada di Tebing Keraton serasa memasuki dunia yang berbeda. Tak heran bila tebing ini sempat menjadi tempat wisata viral di media sosial. Banyak spot foto indah yang bisa diabadikan. Ditambah lagi dengan hembusan angin sejuk dan udara segar yang memanjakan paru-paru.
Jika Anda tergoda untuk berwisata ke sana, simak dulu informasi lengkap mengenai Tebing Keraton. Mulai dari lokasi, cara menuju ke sana, harga tiket masuk, fasilitas yang ditawarkan, kegiatan yang bisa dilakukan dan banyak lagi di artikel ini.
Ingin punya investasi properti di Ibu Kota Jawa Barat yaitu di Bandung? Intip pilihan hunian di bawah Rp700 juta di sini!
Lokasi Tebing Keraton
Tempat wisata viral ini berada tak jauh dari pusat Kota Bandung. (Foto: tempatwisatamu.com)
Tebing Keraton masih termasuk ke dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Hutan Raya Ir. H. Djuanda sendiri merupakan tempat wisata yang sudah sangat lama, yaitu dibuka tahun 1985. Sedangkan Tebing Keraton baru dibuka sekitar tahun 2014.
Letak tebing yang sebelumnya dikenal dengan nama Tebing Jontor ini berada di wilayah atas Hutan Raya Ir. H. Djuanda, tepatnya di 1250 mdpl. Tebing Keraton termasuk ke dalam wilayah Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Tempat wisata hits yang dikelola oleh Perum Perhutani Jawa Barat ini berada di ujung Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang menghadap ke rute trek Maribaya – Dago. Untuk mencapai Tebing Keraton dari Jakarta dibutuhkan waktu sekitar 2,5 jam menggunakan tol Cipularang.
Tebing ini berada tepat di patahan besar di Jawa Barat, yaitu patahan atau sesar Lembang. Sesar Lembang ini mengelilingi Bandung bagian Utara. Memanjang dari arah Timur ke Barat pada bagian Utara Bandung. Patahan ini sangat panjang, mencapai 29 kilometer.
Tebing Keraton Destinasi Wisata Terbaik
Selain berfoto ada beberapa kegiatan lain yang bisa dilakukan di Tebing Keraton. (Foto: Libur.co)
Sesuai namanya, Tebing Keraton merupakan sebuah tebing, yaitu formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal dan terbentuk karena proses erosi. Oleh penduduk setempat dan pengelola Hutan Raya dibuatlah view deck atau semacam panggung dengan pagar kayu di tebing tersebut agar pengunjung aman ketika berada di tebing.
Selain sebagai pengaman, view deck sendiri merupakan spot foto yang sangat apik. Dari view deck panorama Hutan Raya Ir. H. Djuanda dan Kota Bandung terlihat jelas, 180 derajat. Mata dapat dengan bebas melihat hamparan pohon-pohon besar yang didominasi oleh pohon-pohon pinus yang hijau.
Dari tebing ini juga tampak jelas Kota Bandung dengan segala kesibukannya. Pemandangan yang sangat indah dan memanjakan indra penglihatan. Tak heran tempat ini menjadi spot foto favorit. Salah satu spot foto yang juga banyak diunggah di media sosial adalah batu di ujung tebing yang menjorok ke jurang.
Waktu terbaik untuk menikmati pemandangan dari Tebing Keraton adalah saat matahari terbit, yaitu sekitar pukul 05.30 WIB dan ketika matahari terbenam, sekitar pukul 17.30 WIB. Kegagahan Gunung Tangkuban Perahu tampak jelas dari sana, menjadi latar foto yang eksotis.
Saat pagi hari, ketika matahari mulai beranjak dari peraduannya, cahayanya menyelip di antara dedaunan hijau. Kabut yang menyelimuti pepohonan membiaskan cahaya pagi dengan lembut, sangat elok.
Begitu pula ketika sore hari, cahaya keemasan matahari yang beranjak ke peraduan dan kabut yang perlahan mulai muncul, seperti sebuah lukisan alam yang tak ternilai. Apalagi diiringi dengan suara-suara burung dan binatang malam yang mulai muncul, sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa.
Selain berfoto Anda bisa berolahraga dengan melakukan trekking di jalur yang sudah disediakan. Jalur trekking tak terlalu jauh, hanya sekitar 2 kilometer dari tempat parkir. Bagi Anda penyuka olahraga mountain bike, bisa mencicipi track sepeda di sini. Track-nya cukup menantang, karena berbatu dan agak terjal.
Di sini juga terdapat informasi mengenai sesar atau patahan Lembang yang bisa dipindai dengan QR Code di papan rambu. Informasi ini sebagai pengingat bagi pengunjung terhadap bahaya gempa bumi.
Ingin punya rumah sendiri? Temukan aneka cerita yang menginspirasi seputar perjuangan wujudkan mimpi punya rumah sendiri hanya di Cerita Rumah.
Cara Menuju Tebing Keraton
Tebing Keraton bisa ditempuh dengan berbagai moda transportasi. (Foto: kelloggsnys.com)
Karena berada tak jauh dari Kota Bandung, menuju ke Tebing Keraton tidaklah sulit, sekalipun Anda menggunakan kendaraan umum. Ada beberapa alternatif pilihan transportasi menuju ke Tebing Keraton.
Menggunakan bus
Dari Stasiun Leuwipanjang pilih bus Damri jurusan Dago. Turun di Simpang Dago dan melanjutkan perjalanan dengan angkot jurusan Ciroyom-Ciburial, dari Ciburial dilanjutkan dengan menggunakan ojek pangkalan.
Menggunakan angkutan perkotaan (angkot)
Pilih angkot jurusan terminal Dago. Sama dengan bus, turun di Simpang Dago dan lanjutkan perjalanan dengan berganti angkot jurusan Ciroyom-Ciburial, lalu menggunakan ojek pangkalan.
Kendaraan pribadi
Berkendara ke arah Terminal Dago, terus lurus menuju ke arah Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Jarak dari Terminal Dago ke tempat parkir kendaraan sekitar 6,5 kilometer atau sekitar 15 menit. Anda bisa memarkir kendaraan di Dago Pakar atau teruskan perjalanan hingga memasuki gerbang utama Hutan Raya Djuanda.
Dari gerbang utama Hutan Raya Djuanda belok kanan ikuti jalanan yang berkelok-kelok melewati perkampungan penduduk hingga terlihat warung bandrek (warban). Nanti akan ada orang yang meminta Anda untuk memarkirkan kendaraan. Dari situ Anda bisa memilih melanjutkan perjalanan menggunakan ojek atau jalan kaki.
Biaya untuk ojek sekitar Rp 30 ribu sekali jalan atau Rp 50 ribu pulang pergi. Bila Anda memilih berjalan kaki, jarak yang ditempuh sekitar 2 kilometer. Namun jalan tersebut cukup enak, teduh karena dinaungi pepohonan.
Menggunakan sepeda motor
Untuk pengguna sepeda motor dapat mengambil rute yang sama dengan mobil untuk menuju warung bandrek. Dari tempat tersebut Anda bisa langsung naik ke atas, ke arah Tebing Keraton menggunakan sepeda motor. Namun harus berhati-hati karena kondisi jalan yang tidak terlalu bagus, terjal dan berbatu.
Harga Tiket Masuk Tebing Keraton
Tiket untuk masuk ke Tebing Keraton bisa dibeli di loket yang ada setelah Anda melewati warung bandrek menuju Ciharegem Puncak. Harga tiket tidak ada perbedaan antara hari biasa (weekday) maupun akhir pekan atau hari libur (weekend). Jam buka loket adalah pukul 08.00 hingga pukul 16.00.
Tebing Keraton buka setiap hari. Harga tiket sangat terjangkau, yaitu Rp12.000 untuk wisatawan dalam negeri dan Rp76.000 untuk wisatawan asing. Anda bisa membeli tiket di loket yang ada di Tebing Keraton atau bila Anda masuk ke Taman Hutan Raya Djuanda, tiket masuk sudah termasuk tiket Tebing Keraton.
Bila Anda membawa kendaraan, Anda juga dikenakan tarif parkir. Biaya tarif parkir untuk mobil Rp10.000 dan untuk sepeda motor Rp5.000. Tidak ada batasan jam parkir.
Tonton video berikut tips membuat akta jual beli tanah!
Fasilitas Tebing Keraton
Fasilitas di Tebing Keraton cukup lengkap meskipun sederhana. (Foto: kelloggsnys.com)
Walaupun sederhana, namun fasilitas di Tebing Keraton cukup lengkap. Beberapa fasilitas dasar seperti toilet atau kamar mandi, juga mushola sudah tersedia. Selain itu untuk mencari makan dan minum juga tak repot, karena di sekitar area wisata terdapat beragam warung yang menyediakan makanan dan minuman.
Bagi Anda yang ingin menikmati suasana malam sekaligus menginap untuk menikmati momen matahari terbit, bisa bermalam dengan mendirikan tenda di area sekitar Tebing Keraton. Pengelola telah membangun lokasi camping ground di sekitar tebing yang cukup luas.
Fasilitas di camping ground juga cukup lengkap, ada mushola, gazebo ukuran 3×3 meter, dan toilet. Bila Anda membawa tenda sendiri dikenakan biaya Rp40.000 per malam. Bila menggunakan tenda yang disiapkan pengelola, dikenakan biaya Rp140.000 per malam, sudah termasuk retribusi, sarapan, tenda, dan penerangan.
Ada pula fasilitas berupa dek dengan alas kayu yang bagian pinggirnya terpasang pembatas besi. Inilah fasilitas untuk pengunjung melakukan meditasi. Sungguh tenang rasanya bermeditasi di tengah alam yang hijau dan segar.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah