Rumah247.com – Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp770 miliar untuk penanganan dan pembangunan berbagai infrastruktur dasar di Kabupaten Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Ada banyak yang dibangun mulai hunian dengan berbagai sarana dan infrastruktur pendukungnya.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan penanganan dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada tahun 2021 lalu. Anggaran yang dialokasikan untuk penanganan bencana tersebut mencapai Rp770 miliar yang diantaranya digunakan untuk pembangunan rumah khusus (rusus)
Rusus yang dibangun dipriroritaskan untuk masyarakat yang paling terdampak bencana. Selain menyediakan sarana hunian pengganti, fasilitas ini juga dilengkapi dengan infrastruktur dan sarana dasar lainnya seperti drainase, jaringan air bersih, sanitasi, hingga pembangunan Jembatan Besuk Koboan.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, penanganan tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru dilakukan atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu korban bencana dan mengambil langkah-langkah penanganan jangka pendek dan panjang. Termasuk untuk melakukan rekonstruksi pada rumah masyarakat yang terdampak.
“Pemerintah membangun rumah masyarakat terdampak bencana jadi bukan hanya memperbaiki kerusakannya saja tapi juga dihadirkan permukiman baru yang lebih tangguh terhadap bencana sehingga masyarakat bisa merasa aman dan nyaman,” katanya.
Melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa IV Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, dibangun rusus Tipe 36 sebanyak 1.951 unit dengan alokasi anggaran senilai Rp350,55 miliar. Pekerjaan ini dilakukan oleh PT Brantas Abipraya dan PT Hutama Karya sejak Januari 2022 dan telah dihuni oleh masyarakat pada tahun 2022 lalu.
Masyarakat penerima manfaat tersebut berasal dari tujuh desa di Kabupaten Lumajang yaitu Desa Sumbersari, Desa Kebondeli Utara, Desa Kebondeli Selatan, Desa Curah Koboan, Desa Gumukmas, Desa Kamarkajang, dan Desa Kajar Kuning.
Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menambahkan, rusus berupa hunian tetap (huntap) tersebut dibangun berukuran 6×6 meter pada tanah seluas 10×14 meter untuk setiap Kepala Keluarga (KK) dan menyatu dengan hunian sementara (huntara).
“Desain dan spesifikasi teknis huntap ini menggunakan konsep build back better dengan teknologi rumah tahan gempa yang dibangun dengan metode Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) hasil pengembangan Kementerian PUPR yang seluruhnya menggunakan produk dalam negeri,” jelasnya.
Selain membangun rusus, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya juga melengkapi hunian dengan sejumlah fasilitas infrastruktur dasar permukiman untuk menambah kenyamanan yaitu pekerjaan berupa drainase, air minum, sanitasi, dan jembatan dengan total luas 81,55 Ha.
“Untuk instalasi air minum dibangun reservoir berkapasitas 300 m3, pipa jaringan distribusi sepanjang 5.280 meter, dua unit broncapture, serta perlintasan dan aksesoris untuk menyambung saluran rumah sebanyak 1.951 unit. Total kapasitas penyediaan air minum sebesar 25 liter/detik untuk 2.000 KK yang bersumber dari Kali Tunggeng dengan debit 10 liter/detik, Kali Pitik 5 liter/detik, dan Hutan Bambu dengan debit 10 litet/detik dengan biaya sebesar Rp17 miliar,” tambahnya.
Sementara untuk prasarana sanitasi dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 80-500 KK dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 2000 KK. Anggaran pembangunannya sebesar Rp57,5 miliar. Huntap juga dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum-fasos) untuk mengakomodasi kegiatan sehari-hari masyarakat seperti masjid, sekolah, sarana olahraga, lapangan, Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan pasar.
Di mana saja 7 lokasi sunrise property yang memiliki potensi investasi tinggi? temukan jawabannya di video berikut ini.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah247.com
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah