Tol Bawen adalah bagian dari ruas Semarang-Solo. Berikut ini informasi lengkap mengenai Tol Bawen beserta tarif, lokasi gerbang tol, dan rest area yang dirangkum Rumah247.com.

Tol Semarang-Solo ini dikenal dari keindahan panoramanya, terdapat berbagai macam pemandangan yang mampu memanjakan mata pengemudi yang melewati jalan tol ini. Terutama ruas tol Bawen-Salatiga yang dijuluki dengan Panoramic Toll Road.
Tol Semarang-Solo mempersingkat waktu tempuh dari Semarang ke Solo ataupun sebaliknya menjadi 1,5 jam-2 jam, dari 3 jam bila melalui jalan nasional. Hal serupa juga akan terjadi bila tol Bawen-Jogja sudah jadi. Perjalanan yang selama ini ditempuh selama tiga jam, akan terpangkas menjadi setengahnya.
Simak penjelasan mengenai proses pembangunan, ruas, dan pemegang konsesinya di artikel berikut ini:
Mau investasi properti di Yogyakarta dan sekitarnya dengan harga terjangkau dan terletak di lokasi strategis? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp400 jutaan di sini!
Pembangunan Tol Bawen

Tol Bawen adalah bagian dari ruas tol Semarang – Solo. Jalan Tol Semarang–Solo menghubungkan Kota Semarang, Salatiga, dan Surakarta serta melewati 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo. Tol ini mulai dibangun 1 Maret 2009 oleh Jasa Marga dengan total lintasan sepanjang 72,64 km. Tol ini berada di pegunungan sehingga jalannya naik-turun dan juga mempunyai banyak jembatan yang panjang dan tinggi.
Jalan tol Ungaran – Bawen dan Bawen – Salatiga terdapat 5 jembatan yang cukup dalam. Di seksi II (Ungaran-Bawen) ada Jembatan Tinalun (335 m), Jembatan Lemah Ireng I (879 m) dan Jembatan Lemah Ireng II (300 m). Sedangkan di Seksi III (Bawen-Salatiga) ada Jembatan Tuntang (330 m), dan Jembatan Senjoyo (170 m).
Kemudian ruas Tol Bawen-Salatiga dikerjakan oleh konsorsium BUMN, Jasa Marga, swasta Astra infra, dan kemudian Provinsi Jawa Tengah, dan Sarana Prasarana Jawa Tengah. Kontraktor yang terlibat ada PT Pembangunan Perumahan dan PT Adhi Karya.
Tol Semarang-Solo sendiri terdiri dari 5 seksi, yakni Seksi I: Ruas Tembalang – Ungaran sepanjang 16,3 km (telah dioperasikan pada 17 November 2011). Kemudian Seksi II: Ruas Ungaran-Bawen sepanjang 11,3 km (telah dioperasikan pada 11 April 2014).
Kemudian dilanjutkan Seksi III: Ruas Bawen – Salatiga sepanjang 17,6km. Lalu Seksi IV: Ruas Salatiga – Boyolali sepanjang 22,4km. Selanjutnya Seksi V: Ruas Boyolali – Kartosuro sepanjang 11,1 km.
Jalan Tol Semarang–Solo membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 6,1 triliun, biaya konstruksi Rp2,4 triliun, dan biaya pengadaan tanah Rp 800 miliar. Konstruksi tol seksi I Semarang (Tembalang)-Ungaran dimulai pada awal tahun 2009.
Seksi I Semarang (Tembalang)-Ungaran ini telah beroperasi sejak 11 November 2011, sedangkan untuk seksi II Ungaran-Bawen sudah beroperasi sejak 4 April 2014. Untuk Seksi III Bawen-Salatiga sudah beroperasi sejak 25 September 2017. Sedangkan seksi IV Salatiga-Boyolali dan seksi V Boyolali-Kartasura sudah beroperasi sejak 20 Desember 2018.
Khusus untuk ruas tol Ungaran-Bawen dan Bawen-Salatiga dibangun melewati dua era pemerintahan. Jalan tol Ungaran-Bawen dibangun di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Saat itu menteri PU nya adalah Djoko Kirmanto. Peresmian Jalan Tol Semarang – Solo Seksi II (Ungaran – Bawen) dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, pada tanggal 4 April 2014. Peresmian dilaksanakan di Gerbang Tol Bawen, Semarang.
Sedangkan ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi III: Bawen-Salatiga, diteruskan pembangunannya pada masa Presiden Joko Widodo. Menteri PU nya adalah Basuki Hadimuljono. Ruas tol Bawen-Salatiga diresmikan penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin 25 September 2017.
Tersambungnya Bawen dan Salatiga lewat tol akan memperpendek jarak tempuh Salatiga ke Semarang. Waktu tempuh diperkirakan hanya memerlukan sekitar 30 menit, yang bila dibandingkan melewati jalur lama, paling tidak membutuhkan waktu 1,5 jam karena arus lalu lintas selalu tersendat oleh banyaknya pabrik- pabrik di wilayah kabupaten Semarang.
Selama ini, kendaraan-kendaraan besar dari daerah ini sering terhambat oleh kemacetan karena banyaknya kendaraan yang melintas di jalan provinsi antara Ungaran ke Semarang. Karena banyaknya kendaraan besar yang terhambat, mengakibatkan kemacetan di daerah ini jadi semakin parah.
Tujuan pembangunan jalan tol Bawen ini adalah memperlancar pergerakan barang dan jasa di kawasan Kota dan Kabupaten Semarang, Salatiga, Boyolali dan Solo. Sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi di daerah makin lancar dan baik juga. Juga wilayah Ungaran yang merupakan daerah industri utama di Jawa Tengah.
Seksi Tol Bawen

Secara umum, tarif Tol Bawen atau Solo-Semarang dibagi menjadi lima seksi. Berikut ini detail tarif tol Solo-Semarang:
Tarif Tol Bawen-Banyumanik
Golongan | Tarif |
Golongan I | Rp 18.000 |
Golongan II | Rp 26.500 |
Golongan III | Rp 26.500 |
Golongan IV | Rp 35.500 |
Golongan V | Rp 35.500 |
Tarif Tol Bawen-Ungaran
Golongan | Tarif |
Golongan I | Rp 9.500 |
Golongan II | Rp 14.000 |
Golongan III | Rp 14.000 |
Golongan IV | Rp 18.500 |
Golongan V | Rp 18.500 |
Tarif Tol Bawen-Salatiga
Golongan | Tarif |
Golongan I | Rp 20.000 |
Golongan II | Rp 30.500 |
Golongan III | Rp 30.500 |
Golongan IV | Rp 40.500 |
Golongan V | Rp 40.500 |
Tarif Tol Bawen-Boyolali
Golongan | Tarif |
Golongan I | Rp 47.500 |
Golongan II | Rp 71.000 |
Golongan III | Rp 71.000 |
Golongan IV | Rp 95.000 |
Golongan V | Rp 95.000 |
Tarif Tol Bawen–Colomadu
Golongan | Tarif |
Golongan I | Rp 58.000 |
Golongan II | Rp 86.500 |
Golongan III | Rp 86.500 |
Golongan IV | Rp 116.000 |
Golongan V | Rp 116.000 |
*Tariff tol ini bisa berubah sewaktu-waktu
Dengan patokan tarif tol tersebut, Anda bisa mempersiapkan besaran jumlah uang elektronik untuk membayar tol.
Di sepanjang Tol Semarang-Solo ada beberapa gerbang tol dan exit tol. Gerbang tol/ exit tol tersebut adalah Gerbang Tol Banyumanik, Gerbang Tol Ungaran, Gerbang Tol Bawen, Gerbang Tol Salatiga, Gerbang Tol Boyolali, Gerbang Tol Colomadu.
Exit tol Banyumanik hanya berlaku untuk kendaraan dari arah Solo/Surabaya yang menuju wilayah Banyumanik, Tembalang dan Universitas Diponegoro.
Pintu tol Ungaran berlaku untuk tujuan Ungaran, Gunungpati, dan Bandungan. Pintu tol Bawen berlaku untuk pengendara yang akan menuju Magelang dan Yogyakarta. Gerbang tol bisa untuk keluar pengendara yang akan menuju Salatiga, Suruh, dan Tingkir.
Gerbang tol Boyolali bisa dipakai untuk keluar bagi pengendara yang hendak menuju Boyolali, Klaten, dan Yogyakarta. Sedangkan gerbang tol Colomadu bisa digunakan untuk keluar pengendara yang hendak menuju Kartasura, Klaten, dan Yogyakarta.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.
Tonton video yang informatif berikut ini untuk mempelajari tips beli rumah lelang bank yang bisa Anda ikuti dengan mudah!
Pemegang Konsesi Tol Bawen

Jalan Tol Bawen (Ungaran-Bawen-Salatiga) adalah bagian dari jalan tol Semarang-Solo. Pemegang konsesi ruas tol Semarang-Solo adalah PT Trans Marga Jateng (TMJ). Ini merupakan usaha patungan antara PT Jasa Marga (persero) Tbk, Astra Infra, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah.
Kepemilikan saham di Trans Marga Jateng secara mayoritas masih dimiliki oleh PT Jasa Marga dengan total saham 73,91 persen. Lalu PT Astratel Nusantara dengan kepemilikan 25 persen dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah 1,09 persen.
Tol ini termasuk salah satu ruas tol dengan penghasilan terbesar di Indonesia. Masuk dalam jajaran 8 ruas tol berpenghasilan terbesar. Pada medio Januari 2022-Juni 2022 alias di semester pertama 2022, penghasilannya mencapai Rp317,71 miliar.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah