Perumahan di Bogor hingga kini masih memesona banyak pencari properti terutama kalangan keluarga muda. Gaya desain hunian yang semakin atraktif ditambah dengan penawaran harga yang masih ramah kantong, membuat hunian di wilayah ini tak pernah sepi dari aktivitas jual beli.

10 Area Perumahan di Bogor dengan Indeks Permintaan Tertinggi
Menurut catatan Rumah247.com, sejumlah kawasan perumahan di Bogor punya tingkat permintaan cukup tinggi sepanjang Q4 2022. Berikut ulasannya.
1. Cibinong
Meraih permintaan rumah sebanyak 13,09 persen, Cibinong masih menyimpan sederet rumah di bawah Rp300 juta di Bogor. Misalnya Vertihome Cibinong yang ditawarkan seharga Rp250 jutaan untuk tipe 36/28. Lokasi perumahan ini terpaut hanya 2,7km dengan Stasiun KRL Cibinong. Cek opsi rumah di Cibinong lebih banyak lagi!
2. Cileungsi
Kawasan kedua di Bogor yang banyak diincar kaum milenial di Bogor adalah Cileungsi. Di kawasan ini, pengembang kelas kakap seperti Metland dan Ciputra Group pun berbondong-bondong mengembangkan rumah seharga Rp150 juta – Rp300 juta. Tak pelak, indeks permintaan terhadap rumah di Cileungsi mencapai 10,88 persen.
3. Bojonggede
Menduduki peringkat tiga dengan indeks permintaan sebesar 10,69 persen, nama Bojonggede cukup tenar lantaran masih dibidik developer untuk membangun rumah harga ekonomis. Sebut saja contohnya Surya Asri Citayam yang menghadirkan rumah tipe 36 seharga Rp360 juta. Temukan lebih banyak pilihan rumah di Bojonggede!
4. Sentul City
Di peringkat keempat ditempati oleh Sentul City dengan indeks permintaan rumah sebesar 8,35 persen. Ada beberapa perumahan di Sentul City yang ditawarkan dengan harga di atas Rp5 miliaran, mulai dari Sequoia Land, Cluster Sierra Madre, dan Empire Park. Mau cari rekomendasi lainnya? Klik di sini!
5. Parung Panjang
Sedangkan Parung Panjang meraih persentase permintaan rumah sebanyak 6,08%. Secara umum, Parung Panjang banyak dibidik oleh kaum komuter yang mengincar kedekatan antara rumah dengan stasiun KRL. Salah satu perumahan di Parung Panjang yang bisa dibidik adalah Millenium Parung Panjang.
6. Parung
Parung menduduki peringkat keenam dengan indeks 5,62 persen atau lebih tinggi dibandingkan wilayah tetangganya yakni Gunung Sindur. Deretan perumahan di Parung yang bisa dituju adalah Casa Green Parung, Kemang Eminence, dan The Orchard Residence.
7. Gunung Sindur
Nama Gunung Sindur boleh jadi sudah tak asing lagi. Jika dulu lekat dengan kesan ‘perkampungan sepi’, kini perlahan area ini sudah banyak dikembangkan proyek perumahan. Tak heran, Gunung Sindur mendapat permintaan rumah dengan indeks 5,06 persen. Jika tertarik punya rumah di Gunung Sindur, bisa mempertimbangkan Graha Idaman 15.
8. Jonggol
Jonggol menyimpan potensi properti yang menjanjikan beberapa tahun ke depan. Salah satunya dengan dukungan akses tol Cijago dan JORR 2 menuju Cibitung. Pencarian terhadap rumah di kawasan ini oun relatif bagus, mencapai 4,16 persen yang mana lebih tinggi daripada Gunung Putri dan Cilebut. Jika ingin mencari rumah di Jonggol, klik di sini!
9. Gunung Putri
Berada di urutan kesembilan dengan permintaan sebanyak 4,06 persen, Gunung Putri kini sudah dijamuri oleh berbagai proyek hunian baik yang mewah maupun ekonomis. Misalnya saja Andalusia Residence Syariah dan Cendana Residence. Untuk lihat pilihan lebih banyak, klik di sini!
10. Cilebut
Cilebut yang terhubung dengan KRL jurusan Bogor – Jakarta Kota juga cukup diminati yang ditandai dengan 3,39 persen pencarian rumah. Rentang harga rumah di Cilebut bervariasi mulai dari Rp360 juta sampai Rp1 miliaran.
Tren Permintaan Perumahan di Bogor dan Jawa Barat
Rumah247.com mengamati tren indeks permintaan (demand) terhadap rumah di Bogor termasuk di lingkup kota dan kabupaten. Hasilnya, demand akan perumahan di Bogor turun sepenuhnya sepanjang kuartal akhir 2022.
Pada Q4 2022, indeks permintaan terhadap rumah di Bogor turun -30,4 persen secara QoQ dan -39,7 persen secara YoY. Penurunan terjadi lantaran posisi indeks di kuartal kali ini yakni sebesar 107,3 merupakan titik terendah dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya.
Sementara itu di Jawa Barat secara menyeluruh, indeks permintaan rumah dalam periode QoQ mengalami koreksi hingga -46,9 persen di Q4 2022. Tak hanya itu, dalam periode tahunan atau YoY, indeks permintaan terhadap rumah ikut turun sebesar -37,4 persen.
Turunnya permintaan terhadap perumahan di Bogor disinyalir merupakan respon pasar atas lesunya daya beli di akhir tahun. Oleh karena itu, diharapkan kondisi tersebut akan membaik di kuartal selanjutnya atau Q1 2023.
Lalu Bagaimana dengan Indeks Harga dan Suplai Perumahan di Bogor?
Menurut data Rumah247.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), tren indeks perumahan di Bogor berdasarkan harga mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Pada Q4 2022, indeks harga properti mencapai 142,4 atau naik 6,4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yakni Q3 2022 yang menoreh indeks 133,7 (QoQ).
Sedangkan dalam kurun waktu tahunan, indeks harga properti di Bogor menguat lebih tinggi sebesar 16,0 persen di kuartal akhir 2022. Mengingat pada kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q4 2021, posisi indeks hanya mampu bertahan di angka 122,8 (YoY).
Sementara jika melihat grafik indeks harga rumah di Jawa Barat secara menyeluruh, maka pertumbuhan indeks harga rumah di Bogor justru lebih baik. Mengingat indeks harga rumah di Jawa Barat hanya mampu tumbuh 1,8 persen secara QoQ pada Q4 2022.
Tak hanya tumbuh secara kuartalan, indeks harga rumah di Jawa Barat juga naik mencapai 5,3 persen dalam periode tahunan. Hal itu disebabkan indeks di Q4 2021 hanya sebesar 133,2, sementara posisi indeks harga di Q4 2022 lebih tinggi yakni 140,4 (YoY).
Lalu bagaimana dengan tren indeks perumahan di Bogor dari sudut pasokan? RIPMI mengungkapkan bahwa indeks suplai rumah di wilayah ini mencapai 130,0 atau terkoreksi sebanyak -4,4 persen pada Q4 2022. Penurunan secara YoY ini diakibatkan pencapaian di kuartal yang sama tahun sebelumnya yakni Q4 2021 masih lebih unggul dengan indeks 136,0.
Kendati turun dalam periode kuartalan, namun indeks suplai rumah di Bogor tetap mampu tumbuh 1,4 persen secara kuartalan. Dimana posisi indeks pada Q4 2022 sukses melampaui pencapaian indeks di Q3 2022 yang tumbuh sebesar 128,2 (QoQ).
Dinamisnya tren indeks suplai dan harga perumahan di Bogor hingga saat ini disinyalir akibat perkembangan infrastruktur dan aksesibilitas yang kian mudah, sehingga membuat jangkauan property buyers menjadi lebih luas. Alhasil, konsumen bukan hanya datang dari Bogor tapi juga dari Jakarta, Depok, hingga Tangerang.
Selanjutnya jika melihat pasokan rumah tapak di Jawa Barat, terdapat kenaikan indeks suplai dalam kurun waktu tahunan. Kenaikan tipis sebesar 1,1 persen pada Q4 2022 terjadi lantaran indeks di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau Q4 2021 berada dalam posisi lebih rendah dengan indeks 161,3 (YoY).
Lalu dalam periode kuartalan, indeks suplai rumah tapak di Jawa Barat pada Q4 2022 turut naik hingga 3,1 persen. Perolehan indeks suplai di Q4 2022 yakni 166,4 masih lebih tinggi daripada Q3 2022 yang berhasil menyabet indeks 164,6 (QoQ).
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah