Bali sudah kembali menggeliat dengan membaiknya sektor pariwisata usai pandemi. Data RIPMI Q3 2022 mencatat, pasar properti di Bali punya peluang besar untuk jadi ladang investasi. Lantas, area mana saja yang paling prospektif untuk investasi properti di Bali?
Di tengah geliat baru pariwisata Bali pascapandemi, pasar properti di Bali mengalami pertumbuhan yang cukup pesat secara tahunan, meski tertahan secara kuartalan.
Pada kuartal ketiga tahun 2022, indeks harga properti secara keseluruhan berada di angka 114,0, posisi yang sama dengan kuartal sebelumnya. Namun dibandingkan Q3 2021 yang menempati indeks 106,7, tercatat pertumbuhan tahunan sebesar 6,9 persen.
Situasi ini mungkin didorong oleh semakin ramainya wisatawan usai pembukaan sejumlah penerbangan domestik dan mancanegara ke Denpasar. Bali juga mulai disibukkan dengan semarak agenda pertemuan skala internasional yang turut mengundang banyak pengunjung tahun ini.
Dari segmen apartemen, justru tercatat penurunan indeks harga secara kuartalan atau QoQ sebesar -6,7 persen, dari posisi 71,4 pada Q2 2022 ke posisi 66,6 pada Q3 2022. Kendati demikian, secara tahunan atau YoY, indeks bertumbuh sebesar 5,0 persen dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya.
Tren yang agak berbeda dicatat oleh segmen perumahan, yakni mengalami pertumbuhan tipis pada indeks harga sebesar 0,1 persen (QoQ). Hal ini didorong oleh tercapainya indeks 114,7 pada Q3 2022, sedangkan pada kuartal sebelumnya hanya diraih angka 114,6. Sementara dalam periode tahunan, terjadi kenaikan sebesar 6,5 persen dibanding Q3 2021 yang hanya menorehkan angka 107,7.
Menurunnya antusiasme pasar terhadap segmen apartemen mungkin didorong oleh minat yang lebih tinggi akan rumah-rumah vila di Bali. Di sisi lain, stagnasi dan penurunan harga ini sebetulnya dapat menjadi peluang bagi investor untuk menggaet properti idaman sebelum harganya melejit kala Bali sudah benar-benar ramai oleh wisatawan.
Untuk suplai properti di Bali, segmen apartemen justru sedang mengalami penurunan saat rumah tapak sedang bertumbuh cukup signifikan secara kuartalan.
Secara umum, indeks suplai secara QoQ naik 4,8 persen ke posisi 287,3 pada Q3 2022 lantaran pada kuartal sebelumnya diraih indeks 274,0. Namun secara YoY, suplai menyusut -0,8 persen dari posisi 289,7 pada Q3 2021.
Sementara suplai apartemen meraih indeks 153,4 pada Q3 2022 atau turun -2,2 persen dari posisi 156,8 pada Q2 2022. Sedangkan dibanding kuartal ketiga di tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar 5,8 persen.
Suplai rumah tapak mengalami kenaikan usai menorehkan indeks 282,1 pada Q3 2022. Indeks naik 5,0 persen dari kuartal sebelumnya yang berada di posisi 268,7. Adapun secara tahunan, justru tercatat penyusutan tipis sebesar -1,0 persen dari angka 284,8 pada Q3 2021.
Beralih ke sisi permintaan, terlihat penurunan yang cukup serempak secara kuartalan, baik dari segmen apartemen, rumah tapak, maupun secara keseluruhan.
Indeks demand properti di Bali menduduki posisi 165,4 pada Q3 2022 atau turun -2,4 persen dibanding Q2 2022 yang menempati indeks 169,4. Meski demikian, indeks bertumbuh 11,4 persen secara tahunan karena sempat berada di posisi 148,4 pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya.
Penyusutan permintaan pada segmen apartemen di Bali jauh lebih besar. Tercatat penurunan sebesar -20,6 persen secara QoQ usai menempati indeks 180,0 pada Q3 2022. Padahal, indeks suplai sempat melejit ke posisi 226,7 pada kuartal sebelumnya. Secara YoY, indeks meningkat 29,5 persen dari posisi 139,0 pada Q3 2021.
Permintaan rumah tapak di Bali juga mengalami penyusutan, namun hanya sebesar -1,5 persen. Hal ini disebabkan indeks meraih angka 164,8 pada Q3 2022, tidak begitu jauh dari torehan indeks pada Q2 2022 di angka 167,2. Adapun selama setahun terakhir, terjadi kenaikan sebesar 10,9 persen dari posisi 148,6 pada Q3 2021.
Ditilik dari ketiga sisi, tampaknya rumah tapak di Bali memang menjadi segmen yang paling menarik untuk dijadikan ladang investasi properti di Bali. Apalagi Bali sedang menggenjot beragam pembangunan infrastruktur, baik yang akan melayani kebutuhan wisatawan maupun kebutuhan warga setempat.
Pembangunan shortcut Singaraja-Denpasar dan pelabuhan di tiga titik Sanur-Sampalan-Bias Munjul adalah yang paling menonjol saat ini. Keduanya sedang dibangun pemerintah setempat untuk membantu mobilitas warga dan wisatawan dalam melintasi pegunungan dan lautan.
Shortcut Singaraja-Denpasar mempermudah kendaraan bepergian dari Bali Utara ke Bali Selatan, maupun sebaliknya. Jalan ini juga akan memudahkan pengunjung wisata Danau Beratan di Bedugul serta akses menuju calon bandara baru di Bali Utara.
Sedangkan pelabuhan segitiga Sanur-Sampalan-Bias Munjul akan melayani wisatawan yang ingin pergi ke pulau-pulau eksotik di sekitar Bali, seperti Nusa Penida dan Nusa Ceningan.
Belum lagi terdapat sejumlah infrastruktur lain yang bakal menarik lebih banyak wisatawan untuk datang ke Bali, seperti Tol Gilimanuk-Mengwi dan Bali Maritime Tourism Hub.
Melihat prospek sektor properti yang menarik di Bali, berikut 10 rekomendasi lokasi untuk investasi properti di Bali berdasarkan areanya.
1. Denpasar
Denpasar tentu menjadi favorit untuk investasi properti di Bali karena dukungan akses dan fasilitas yang lengkap dan mudah. Area ini memiliki banyak taman-taman menarik yang cantik dan apik untuk dinikmati setiap harinya. Keberadaan bandara, pelabuhan, jalan tol, rumah sakit, hingga fasilitas pendidikan berkualitas tinggi juga menjadi idaman semua orang.
2. Badung
Bagi yang ingin memiliki hunian dengan pemandangan menakjubkan, Badung bisa menjadi salah satu pilihannya. Wilayah ini terbentang dari pegunungan hingga pesisir Bali Selatan sehingga terdapat banyak lokasi-lokasi dengan view unik yang bisa dinikmati setiap harinya.
3. Jimbaran
Jimbaran menjadi area yang tidak boleh dilewatkan. Pasalnya, kawasan ini sangat strategis karena berada di dekat kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bandara Internasional Ngurah Rai, dan Kampus Pusat Universitas Udayana. Menarik, bukan?
4. Gianyar
Untuk wilayah yang lebih tenang dan penuh keasrian, Gianyar dapat menjadi pilihan yang lebih cocok ketimbang area lainnya. Gianyar dikenal punya kerajinan tangan dan seni yang mendunia, dilengkapi dengan beragam pura yang menyejukan seperti Tirta Empul.
5. Tabanan
Tabanan sangat cocok untuk peminat udara sejuk pegunungan. Area ini dikenal dengan Pura Puncak Kedaton, pura tertinggi di Bali. Harga hunian di Tabanan pun jauh lebih ramah dompet ketimbang area lain di Bali.
6. Nusa Dua
Nusa Dua memang terkenal dengan pusat konferensinya, namun lokasi ini juga cocok untuk pemburu properti yang punya hunian strategis. Area Nusa Dua juga dikelilingi oleh pusat wisata olah raga air dan golf yang sangat cocok bagi para eksekutif muda dan digital nomad.
7. Seminyak
Pusat kuliner dan hiburan yang paling meriah di Bali akan dapat dengan mudah ditemukan di Seminyak. Tidak sulit untuk menemukan jajanan malam yang menarik di sepanjang Sunset Road dan Jalan Raya Seminyak. Bisa dinikmati sambil memandang mentari terbenam di sore hari.
8. Ubud
Ubud sudah sangat populer sebagai lokasi yang cocok bagi para seniman karena punya suasana yang tenang namun tetap mengasyikan. Hamparan terasering sawah yang disebut ‘Subak’ akan memanjakan mata setiap harinya, bersamaan dengan kuliner yang sedap dan terjangkau.
9. Sanur
Bagi yang ingin punya akses langsung ke pulau-pulau eksotik Bali, properti di Sanur wajib dibidik. Pasalnya, pelabuhan Sanur menjadi satu-satunya akses menuju Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan.
10. Kuta
Meski berada di urutan terakhir, Kuta menjadi area paling eksotik untuk berburu hunian di Bali. Kuta sudah menjadi trademark pariwisata Bali selama bertahun-tahun. Tentu banyak peluang keuntungan dengan memiliki hunian di area ini.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
